UMKMJATIM.COM – Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Sampang kembali digelar dengan penuh kemeriahan.
Bukan hanya sebagai momentum memperkuat nilai spiritual, acara ini juga menjadi wadah bagi masyarakat untuk menggerakkan roda perekonomian.
Di berbagai sudut kota, khususnya Gang Satu Rajawali, Kelurahan Karang Dalam, puluhan pedagang musiman bermunculan menjajakan aneka dagangan.
Pemandangan tersebut sudah menjadi hal yang lazim setiap kali bulan Maulid tiba.
Warga berbondong-bondong menghadiri acara, sementara para pedagang memanfaatkan momen untuk menawarkan berbagai produk.
Mulai dari jajanan tradisional khas Madura, mainan anak-anak, pakaian muslim, hingga perlengkapan ibadah, semua tersedia di sepanjang jalan yang dipadati pengunjung.
Kehadiran para pedagang musiman tidak hanya memberi pilihan berbelanja, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih meriah.
Pengunjung bisa menikmati suguhan rohani sekaligus berburu jajanan dan perlengkapan untuk keluarga.
Hal ini menunjukkan bahwa Maulid Nabi di Sampang tidak hanya bernuansa religius, melainkan juga berkontribusi pada ekonomi masyarakat kecil.
Seorang panitia acara, Fajar, menyampaikan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi keberadaan para pedagang.
Menurutnya, mereka turut membantu menambah semarak suasana dan membuat masyarakat semakin antusias mengikuti perayaan.
Meski menyambut positif, panitia juga memberikan imbauan agar para pedagang tetap menjaga ketertiban.
Mereka diminta untuk tidak menimbulkan kerumunan berlebihan yang bisa mengganggu kenyamanan pengunjung lain maupun pengguna jalan.
Selain itu, penting untuk tetap menjunjung nilai kebersamaan agar tradisi Maulid berjalan aman, tertib, dan penuh makna.
Perayaan Maulid di Sampang memang dikenal istimewa.
Hampir setiap malam selama bulan Maulid, warga menggelar berbagai acara, mulai dari pembacaan shalawat, doa bersama, hingga tradisi masyarakat yang sudah turun-temurun.
Kehangatan kebersamaan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga lokal maupun perantau yang pulang kampung untuk ikut serta.
Kehadiran pedagang dadakan di sekitar lokasi acara bukanlah sekadar aktivitas jual beli biasa.
Bagi banyak keluarga, kesempatan ini menjadi tambahan pendapatan yang sangat berarti.
Momen keagamaan pun seolah menjadi penggerak ekonomi mikro yang nyata dirasakan masyarakat.
Di sisi lain, tradisi meriah ini juga berperan melestarikan identitas budaya Sampang.
Perayaan Maulid Nabi bukan hanya ritual ibadah, melainkan juga ajang silaturahmi, gotong royong, dan solidaritas sosial yang memperkuat hubungan antarwarga.
Maulid Nabi Muhammad SAW di Kabupaten Sampang memperlihatkan bagaimana sebuah tradisi religius mampu membawa dampak ganda: memperkokoh nilai spiritual sekaligus menghadirkan peluang ekonomi bagi masyarakat.
Semaraknya pedagang musiman, ditambah suasana penuh kebersamaan, menjadikan perayaan ini bukan hanya sekadar momen keagamaan, tetapi juga wujud nyata dari sinergi antara tradisi, kebudayaan, dan ekonomi lokal.***