UMKMJATIM.COM – Fluktuasi harga cabai kembali terjadi di Kabupaten Kediri. Pasar Induk Pare mencatat adanya kenaikan harga cabai rawit merah (CRM) pada Jumat, 5 September 2025.
Menurut data yang dirilis Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, lonjakan ini disebabkan pasokan yang berkurang di tengah tingginya permintaan.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menyampaikan bahwa harga cabai rawit merah dari beberapa varietas mengalami kenaikan signifikan.
Varietas Brengos 99 yang sebelumnya dijual Rp21.000 kini naik Rp3.000 menjadi Rp24.000 per kilogram.
Sementara varietas Asmoro 043 yang awalnya Rp19.000 juga naik Rp3.000 hingga mencapai Rp22.000 per kilogram.
Varietas lain, yakni Prentol atau Tumi 99, yang semula berada di angka Rp14.000 kini menembus Rp17.000 per kilogram.
Menurut Suyono, tren kenaikan ini dipicu oleh terbatasnya stok yang masuk pasar, sehingga memengaruhi harga jual di tingkat pedagang.
Berbeda dengan cabai rawit merah, harga cabai merah keriting (CMK) terpantau relatif stabil.
Varietas Boos Tavi dijual Rp30.000 per kilogram, sedangkan varietas Sibad dipatok Rp28.000 per kilogram.
Suyono menegaskan bahwa baik pasokan maupun harga CMK tidak mengalami perubahan berarti.
Untuk cabai merah besar (CMB), harga juga cenderung stabil. Varietas Gada MK dijual Rp21.000 per kilogram, varietas Imola Rp19.000, dan varietas Sandi 08 berada pada kisaran Rp18.000 per kilogram.
Pasar Induk Pare bukan hanya melayani kebutuhan lokal, tetapi juga memasok cabai ke berbagai wilayah lain.
Untuk cabai keriting, pengiriman ke kawasan Jabodetabek mencapai 0,7 ton, sedangkan cabai rawit merah dikirim sebanyak 1,5 ton.
Selain itu, industri menyerap cabai besar sebanyak 5 ton dan cabai keriting 0,5 ton.
Tidak hanya itu, jalur distribusi juga mengarah ke luar Jawa, di antaranya ke Kalimantan dengan pengiriman cabai rawit merah mencapai 6 ton.
APCI mencatat bahwa pasokan cabai merah besar ke Pasar Induk Pare berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, antara lain Kediri, Malang, Blitar, dan Jember dengan total 10 ton.
Untuk cabai merah keriting, pasokan berasal dari wilayah Kediri dengan jumlah 1,8 ton.
Sementara itu, cabai rawit merah didatangkan dari Kediri dan Malang dengan total pasokan 14 ton.
Meski jumlah tersebut terlihat besar, kebutuhan pasar masih lebih tinggi sehingga menimbulkan kenaikan harga.
Lonjakan harga cabai rawit merah di Kediri menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Berkurangnya stok membuat harga tiga varietas utama — Brengos 99, Asmoro 043, dan Prentol/Tumi 99 — melonjak Rp3.000 per kilogram.
Sementara itu, harga cabai merah besar dan cabai merah keriting masih relatif stabil, memberi sedikit keseimbangan di pasar.
Dengan distribusi ke berbagai daerah hingga luar pulau, Pasar Induk Pare tetap menjadi salah satu pusat perdagangan cabai penting di Indonesia.***