UMKMJATIM.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang terus memperkuat komitmennya dalam menjaga stabilitas harga pangan.
Melalui program gerakan pangan murah, kegiatan ini dipastikan berlangsung hingga akhir tahun 2025.
Tujuannya jelas, yakni menekan laju inflasi sekaligus melindungi daya beli masyarakat agar tetap stabil.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang, Suyono, menyebut bahwa kegiatan ini bukan sekadar pasar murah biasa.
Menurutnya, program ini merupakan strategi jangka panjang yang tidak hanya menyalurkan pangan dengan harga terjangkau, tetapi juga mendorong petani lokal untuk lebih aktif menanam komoditas penting.
Ia menambahkan, cabai dan sayuran menjadi fokus utama karena komoditas tersebut sering memicu fluktuasi harga.
“Ketika pasokan terjaga, otomatis harga lebih terkendali dan masyarakat terlindungi dari lonjakan harga mendadak,” ujarnya.
Selain gerakan pangan murah, Pemkab Sampang juga memperkuat koordinasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Sekretaris Daerah (Sekda) Sampang, Yuliadi Setiawan, menegaskan bahwa TPID selalu bergerak cepat setiap kali harga pangan mulai mengalami kenaikan.
Menurutnya, langkah yang dilakukan meliputi pengecekan langsung ke pasar, analisis kondisi harga, serta menentukan strategi intervensi agar harga bisa kembali terkendali.
“Dengan cara ini, inflasi tetap berada pada level rendah dan tidak membebani masyarakat,” jelasnya.
Yuliadi juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Sampang termasuk dalam 93 daerah prioritas nasional yang mendapat perhatian khusus pemerintah pusat akibat tingginya kenaikan harga beras.
Karena itu, intervensi melalui gerakan pangan murah dinilai sangat penting untuk menekan gejolak harga.
Salah satu hasil nyata dari intervensi ini adalah turunnya harga beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Dengan adanya subsidi dan distribusi terkontrol, harga beras SPHP dapat ditekan hingga Rp55 ribu per 5 kilogram.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan harga di pasaran.
Kebijakan tersebut memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah yang paling rentan terhadap gejolak harga pangan.
Dengan harga yang lebih terjangkau, kebutuhan pokok bisa tetap terpenuhi tanpa mengurangi kualitas hidup masyarakat.
Sinergi Pemerintah dan Petani Lokal
Selain fokus pada distribusi, Pemkab Sampang juga memperkuat peran petani lokal dalam menjaga ketahanan pangan.
Dengan menggerakkan petani menanam cabai dan sayuran, diharapkan pasokan komoditas strategis tetap tersedia dalam jumlah yang cukup.
Suyono menilai bahwa langkah ini tidak hanya berfungsi sebagai strategi jangka pendek dalam mengatasi inflasi, tetapi juga sebagai upaya jangka panjang membangun kemandirian pangan di tingkat lokal.
Dengan begitu, Sampang bisa lebih tahan terhadap guncangan harga global maupun nasional.
Melalui sinergi antara program pangan murah, intervensi TPID, serta dukungan penuh kepada petani lokal, Pemkab Sampang optimistis mampu menjaga inflasi tetap terkendali hingga akhir tahun.
Langkah strategis ini membuktikan bahwa pemerintah daerah serius melindungi daya beli masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayahnya.***