Pemkab Sampang Gencarkan Gerakan Pangan Murah untuk Kendalikan Inflasi

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Saturday, 20 September 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

UMKMJATIM.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang terus memperkuat komitmennya dalam menjaga stabilitas harga pangan.

Melalui program gerakan pangan murah, kegiatan ini dipastikan berlangsung hingga akhir tahun 2025.

Tujuannya jelas, yakni menekan laju inflasi sekaligus melindungi daya beli masyarakat agar tetap stabil.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang, Suyono, menyebut bahwa kegiatan ini bukan sekadar pasar murah biasa.

Menurutnya, program ini merupakan strategi jangka panjang yang tidak hanya menyalurkan pangan dengan harga terjangkau, tetapi juga mendorong petani lokal untuk lebih aktif menanam komoditas penting.

Ia menambahkan, cabai dan sayuran menjadi fokus utama karena komoditas tersebut sering memicu fluktuasi harga.

“Ketika pasokan terjaga, otomatis harga lebih terkendali dan masyarakat terlindungi dari lonjakan harga mendadak,” ujarnya.

Baca Juga :  Rincian Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) 2025: Cek Besaran dan Jadwal Pencairan Terbaru

Selain gerakan pangan murah, Pemkab Sampang juga memperkuat koordinasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Sekretaris Daerah (Sekda) Sampang, Yuliadi Setiawan, menegaskan bahwa TPID selalu bergerak cepat setiap kali harga pangan mulai mengalami kenaikan.

Menurutnya, langkah yang dilakukan meliputi pengecekan langsung ke pasar, analisis kondisi harga, serta menentukan strategi intervensi agar harga bisa kembali terkendali.

“Dengan cara ini, inflasi tetap berada pada level rendah dan tidak membebani masyarakat,” jelasnya.

Yuliadi juga mengungkapkan bahwa Kabupaten Sampang termasuk dalam 93 daerah prioritas nasional yang mendapat perhatian khusus pemerintah pusat akibat tingginya kenaikan harga beras.

Karena itu, intervensi melalui gerakan pangan murah dinilai sangat penting untuk menekan gejolak harga.

Baca Juga :  Koperasi Simpan Pinjam: Solusi Keuangan Terjangkau bagi Anggota

Salah satu hasil nyata dari intervensi ini adalah turunnya harga beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Dengan adanya subsidi dan distribusi terkontrol, harga beras SPHP dapat ditekan hingga Rp55 ribu per 5 kilogram.

Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan harga di pasaran.

Kebijakan tersebut memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah yang paling rentan terhadap gejolak harga pangan.

Dengan harga yang lebih terjangkau, kebutuhan pokok bisa tetap terpenuhi tanpa mengurangi kualitas hidup masyarakat.

Sinergi Pemerintah dan Petani Lokal

Selain fokus pada distribusi, Pemkab Sampang juga memperkuat peran petani lokal dalam menjaga ketahanan pangan.

Dengan menggerakkan petani menanam cabai dan sayuran, diharapkan pasokan komoditas strategis tetap tersedia dalam jumlah yang cukup.

Baca Juga :  Penyesuaian Data dan Regulasi Baru Menjadi Kendala Pencairan Dana Desa dan ADD Tahap 1 di Sampang

Suyono menilai bahwa langkah ini tidak hanya berfungsi sebagai strategi jangka pendek dalam mengatasi inflasi, tetapi juga sebagai upaya jangka panjang membangun kemandirian pangan di tingkat lokal.

Dengan begitu, Sampang bisa lebih tahan terhadap guncangan harga global maupun nasional.

Melalui sinergi antara program pangan murah, intervensi TPID, serta dukungan penuh kepada petani lokal, Pemkab Sampang optimistis mampu menjaga inflasi tetap terkendali hingga akhir tahun.

Langkah strategis ini membuktikan bahwa pemerintah daerah serius melindungi daya beli masyarakat sekaligus memperkuat ketahanan pangan di wilayahnya.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Manfaat KUR BRI untuk UMKM: Akses Modal Murah dan Pendampingan Usaha Berkelanjutan
KUR Super Mikro BNI: Solusi Pembiayaan Ringan untuk Usaha Kecil Pemula
Rincian Gaji Pokok CPNS Berdasarkan Golongan dan Pendidikan Terakhir
Ponpes Sunandrajat: Pondok Pesantren Unggulan untuk Pendidikan Islam Berkelanjutan
Briguna BRI, Kredit Tanpa Agunan untuk Pegawai dan Pensiunan dengan Penghasilan Tetap
Kupedes BRI: Solusi Kredit Fleksibel untuk Pengembangan Usaha di Pedesaan
Kenapa Pembaruan Data Jadi Kunci Utama Pengajuan KUR BRI yang Lancar
Alasan Nama Dicoret dari Daftar Penerima PKD DKI Jakarta, Ini Penjelasan Lengkapnya

Berita Terkait

Wednesday, 31 December 2025 - 16:00 WIB

Manfaat KUR BRI untuk UMKM: Akses Modal Murah dan Pendampingan Usaha Berkelanjutan

Wednesday, 31 December 2025 - 14:00 WIB

KUR Super Mikro BNI: Solusi Pembiayaan Ringan untuk Usaha Kecil Pemula

Wednesday, 31 December 2025 - 12:00 WIB

Rincian Gaji Pokok CPNS Berdasarkan Golongan dan Pendidikan Terakhir

Wednesday, 31 December 2025 - 10:38 WIB

Ponpes Sunandrajat: Pondok Pesantren Unggulan untuk Pendidikan Islam Berkelanjutan

Wednesday, 31 December 2025 - 10:13 WIB

Briguna BRI, Kredit Tanpa Agunan untuk Pegawai dan Pensiunan dengan Penghasilan Tetap

Berita Terbaru