UMKMJATIM.COM – Para petani jagung di kawasan Jember Selatan, khususnya Desa Karang Semanding, Kecamatan Balung, kini tengah menghadapi tantangan serius.
Tanaman jagung mereka diserang hama ulat frugiperda yang semakin masif.
Kondisi ini membuat sebagian petani merasa kewalahan karena serangan ulat tersebut berpotensi menurunkan hasil panen secara signifikan.
Salah seorang petani, Kuseno, menyampaikan bahwa serangan ulat semakin meresahkan.
Menurut pengamatannya, hama ini memiliki kebiasaan menyerang bagian daun muda jagung yang masih menggulung.
Pada bagian tersebut, larva bisa bersembunyi sekaligus mendapatkan makanan yang empuk.
Kuseno menambahkan, gejala khas dari serangan ulat frugiperda terlihat jelas pada daun jagung.
Daun yang dimakan larva akan tetap tumbuh, namun meninggalkan lubang-lubang kecil.
Pola tersebut menjadi ciri khusus yang menandakan adanya hama pada tanaman jagung.
Tidak hanya daun, ulat juga bisa menyerang tongkol jagung ketika populasinya sangat tinggi.
Serangan langsung pada tongkol tentu sangat berbahaya karena berpotensi merusak hasil panen.
Meski demikian, perilaku makan ulat lebih sering ditemukan pada daun muda yang menggulung dibandingkan bagian lainnya.
Salah satu alasan hama ini sulit dikendalikan adalah kemampuannya berpindah dengan cepat dari satu tanaman inang ke tanaman lainnya.
Berbeda dengan hama lain, frugiperda tidak memiliki sifat diapause atau kemampuan untuk beristirahat dalam kondisi ekstrem.
Hal ini membuat populasinya terus berkembang sepanjang tahun, sehingga risiko serangan lebih besar bagi para petani.
Untuk mencegah kerugian yang lebih besar, para petani terus berusaha melakukan pengendalian secara rutin.
Kuseno menjelaskan bahwa penyemprotan racun hama dilakukan setiap minggu agar ulat benar-benar bisa dikendalikan.
Dengan cara tersebut, diharapkan telur-telur ulat tidak sempat menetas dan populasi bisa ditekan sejak dini.
Selain penyemprotan, pengamatan lapangan juga dilakukan secara berkala. Petani berupaya mengenali tanda-tanda awal serangan agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat.
Cara ini menjadi strategi penting agar ulat tidak menyebar ke seluruh lahan dan menimbulkan kerusakan lebih luas.
Jagung menjadi salah satu komoditas unggulan di Jember, sehingga serangan hama seperti ini bisa mengancam pendapatan petani sekaligus ketersediaan pangan.
Oleh karena itu, tindakan pengendalian yang cepat dan tepat menjadi kunci agar produktivitas tetap terjaga.
Para petani berharap dukungan dari pemerintah daerah maupun pihak terkait dapat diberikan, baik dalam bentuk penyuluhan, penyediaan pestisida ramah lingkungan, maupun strategi jangka panjang untuk menekan penyebaran hama.
Dengan sinergi bersama, hasil panen jagung diharapkan tetap maksimal meskipun serangan hama terus mengintai.
Serangan hama ulat frugiperda di Jember Selatan menjadi peringatan bagi petani untuk selalu waspada dan rutin melakukan pengamatan.
Penyemprotan berkala terbukti menjadi salah satu cara efektif untuk menekan populasi hama.
Meski tantangan ini cukup berat, upaya kolektif dari petani dan dukungan pemerintah diharapkan mampu menjaga stabilitas hasil panen jagung di wilayah tersebut.***