UMKMJATIM.COM – Program Sekolah Lapang (SL) Tematik tanaman padi dengan metode Jajar Legowo (Jarwo) Super membawa manfaat besar bagi para petani di Kabupaten Kediri.
Melalui metode ini, para petani dapat belajar langsung bagaimana cara menanam padi secara benar, sehingga hasil panen diharapkan meningkat lebih maksimal.
Sigit Darmawan, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pare, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, menyampaikan bahwa antusiasme peserta sangat tinggi.
Menurutnya, banyak teori pertanian yang sebelumnya belum sepenuhnya dipahami oleh petani, kini dapat dipelajari melalui praktek lapangan.
“Dengan mengikuti sekolah lapang, para petani bukan hanya tahu teori, tetapi juga mempraktekkan langsung, sehingga semakin paham bagaimana cara bertani padi dengan benar,” ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Salah satu pengetahuan penting yang diperoleh petani melalui program ini adalah cara pemupukan yang tepat.
Selama ini, sebagian petani beranggapan bahwa padi harus memiliki daun berwarna hijau pekat agar dianggap subur.
Namun, melalui SL, mereka belajar bahwa kebutuhan pupuk seharusnya ditentukan dengan bagan warna daun.
Sigit menjelaskan bahwa warna daun yang ideal berada pada level tiga, yaitu hijau sedang, bukan terlalu pekat.
Dengan begitu, penggunaan pupuk bisa lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga biaya produksi lebih hemat tanpa mengurangi kualitas hasil panen.
Selain pemupukan, sekolah lapang juga memperkenalkan konsep pengendalian hama terpadu.
Petani diajarkan cara menghadapi serangan hama seperti walang sangit dan wereng tanpa harus bergantung pada penyemprotan pestisida berlebihan.
Misalnya, ketika walang sangit mulai menyerang pada fase pengisian bulir padi, petani disarankan tidak langsung menyemprotkan pestisida.
Hal ini karena penyemprotan bisa mematikan serangga bermanfaat yang merupakan musuh alami walang sangit.
Beberapa musuh alami yang dimaksud di antaranya tomcat, laba-laba, capung, dan kumbang.
Kehadiran serangga-serangga ini membantu menekan populasi hama sehingga ledakan serangan dapat dicegah.
Pada pertemuan kelima sekolah lapang, petani mendapatkan materi khusus dari Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) mengenai strategi pengendalian hama secara terpadu.
Melalui pembelajaran langsung di lapangan, petani kini semakin memahami bahwa bertani padi tidak sekadar menanam dan memupuk, tetapi juga membutuhkan strategi yang tepat agar hasil panen lebih baik.
Sigit berharap program ini mampu menjadikan petani lebih mandiri dan ahli dalam mengelola lahan padi mereka.
Dengan pemahaman baru yang diperoleh, diharapkan produktivitas meningkat dan kesejahteraan petani pun ikut terangkat.
“Ketika petani bisa memahami, mencoba, dan menemukan hal baru, maka mereka akan semakin ahli dalam bertani padi. Hasilnya bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga kesejahteraan mereka,” tutup Sigit.
Program Sekolah Lapang Jajar Legowo Super di Kediri terbukti membawa banyak manfaat.
Petani mendapatkan pemahaman baru mulai dari teknik tanam, pemupukan yang tepat, hingga pengendalian hama secara alami.
Dengan bekal tersebut, petani diharapkan mampu meningkatkan hasil panen sekaligus mengurangi ketergantungan pada cara konvensional.***