UMKMJATIM.COM – Kota Malang kembali menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu daerah penghasil batik khas di Indonesia.
Melalui Festival Batik Kota Malang 2025, deretan karya batik dari berbagai perajin lokal, termasuk yang tergabung dalam Asosiasi Perajin Batik Kota Malang (APBKM), turut memeriahkan perayaan tersebut.
Acara yang diinisiasi oleh Smesco Indonesia bekerja sama dengan Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindagkop) Kota Malang ini resmi dibuka oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, sebagai bagian dari rangkaian Bulan Batik Nasional 2025.
Dalam sambutannya, Wahyu Hidayat menyampaikan bahwa Kota Malang dipilih menjadi tuan rumah karena dianggap memiliki kekhasan tersendiri dalam dunia batik.
Motif dan corak batik Malang dinilai berbeda dari daerah lain, sehingga layak menjadi inspirasi nasional.
“Dalam rangka Hari Batik Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian UMKM, Kota Malang dipercaya menjadi kota pertama untuk menggelar pameran batik. Ini bentuk apresiasi karena batik Malang memiliki karakter dan keunikan yang kuat,” ujarnya pada pembukaan festival, Jumat (17/10/2025).
Festival Batik Kota Malang 2025 tidak hanya menampilkan pameran kain batik, tetapi juga berbagai kegiatan kreatif seperti lomba mewarnai batik (coloring batik), panggung seni budaya, hingga festival tari kreasi bernuansa batik.
Sebagai puncak acara, pada 26 Oktober 2025 akan digelar Festival Batik Kedungkandang.
Acara tersebut mencakup peluncuran Sentra Batik Sawojajar dan Arjowinangun, peresmian motif tumpal untuk sambur tari karya APBKM, serta fashion show dan pameran UMKM dari seluruh kelurahan di Kecamatan Kedungkandang.
Rangkaian kegiatan ini juga dimeriahkan dengan talkshow bersama anggota DPRD setempat, hiburan rakyat, dan pertunjukan seni tradisional.
Semua kegiatan dirancang untuk memperkuat posisi batik Malang sebagai bagian dari identitas budaya masyarakatnya.
Ketua Asosiasi Perajin Batik Kota Malang (APBKM), Ki Demang (Isa Wahyudi), menyatakan rasa bangga atas pengakuan yang semakin besar terhadap karya batik Malang.
Ia menuturkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, APBKM berhasil menaungi lebih dari 90 perajin batik yang tersebar di berbagai kelurahan.
“Sejak berdirinya APBKM pada Oktober 2022, kami terus melakukan berbagai inovasi seperti workshop, pelatihan, pameran, dan festival batik. Semua kegiatan ini melibatkan kolaborasi dengan komunitas serta perajin lainnya di Kota Malang,” jelasnya saat dikonfirmasi Minggu (19/10/2025).
Ki Demang juga menyoroti pencapaian APBKM yang kini memiliki tiga rintisan sentra batik baru di wilayah Bunulrejo, Sawojajar, dan Sukun, lengkap dengan karya-karya bermotif tradisional khas Malangan.
Melalui Bulan Batik Malang 2025, pemerintah daerah berupaya memperkuat posisi batik sebagai warisan budaya sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di sektor kerajinan.
Wali Kota Wahyu Hidayat menegaskan bahwa dukungan terhadap perajin batik tidak hanya dalam bentuk festival, tetapi juga melalui pengembangan sentra produksi dan akses pemasaran yang lebih luas.
Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan pelaku UMKM, batik Malang kini tidak hanya menjadi simbol kebanggaan lokal, tetapi juga bagian dari gerakan pelestarian budaya nasional.***