UMKMJATIM.COM – Upaya untuk menjaga ketersediaan pangan nasional terus dilakukan Perum Bulog, termasuk di tingkat daerah.
Di Kabupaten Ponorogo, Bulog Cabang Ponorogo kini tengah fokus mempercepat penyerapan jagung dari petani.
Hingga minggu kedua Oktober 2025, tercatat sebanyak 175 ton jagung telah berhasil diserap dari tiga wilayah kerja utama, yakni Ponorogo, Magetan, dan Pacitan.
Meski jumlah tersebut menunjukkan kemajuan, capaian itu masih cukup jauh dari target pemerintah sebesar 26.500 ton yang harus dipenuhi hingga akhir tahun 2025.
Pemimpin Cabang Bulog Ponorogo, Budiwan Susanto, menuturkan bahwa setiap harinya petani secara rutin mengirimkan jagung dalam jumlah bervariasi, mulai dari 4 hingga 8 ton, untuk dijual ke Bulog.
Budiwan menyampaikan harapan agar pengiriman jagung dari petani dapat terus berlanjut hingga akhir tahun, sehingga stok cadangan pangan nasional tetap aman.
Ia menegaskan bahwa Bulog siap menampung hasil panen berapa pun jumlahnya, karena seluruh infrastruktur penyimpanan telah disiapkan secara optimal.
“Harapan kami hingga Desember nanti, petani tetap aktif melakukan pengiriman ke Bulog, agar cadangan jagung dapat terpenuhi sesuai kebutuhan pemerintah. Hasil penyerapan ini nantinya akan disalurkan kepada para peternak di wilayah Ponorogo,” ujarnya pada Senin (13/10/2025).
Untuk mendukung program penyerapan tersebut, Bulog Ponorogo telah menyiapkan gudang penyimpanan berkapasitas 1.000 ton, salah satunya berlokasi di Gudang Ngrupit.
Menurut Budiwan, fasilitas ini akan menjadi pusat penampungan utama hasil panen petani dari berbagai wilayah.
“Selama petani masih mengirim hasil panennya, Bulog siap menerima. Gudang kami sudah disiapkan dengan kapasitas besar, dan jika masih kurang, kami juga akan membuka gudang tambahan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa sistem penerimaan jagung dilakukan dengan standar kualitas tertentu agar stok yang masuk ke Bulog memiliki mutu baik dan siap didistribusikan ke industri pakan maupun peternak lokal.
Selain dukungan dari para petani, Budiwan juga mengapresiasi peran aktif Polres Ponorogo yang ikut membantu dalam proses penanaman hingga penyerapan jagung.
Kolaborasi ini, menurutnya, menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga kelancaran distribusi dan keamanan pasokan pangan.
“Kami sangat berterima kasih atas sinergi dengan pihak kepolisian. Mereka turut membantu mengawal proses dari awal, mulai dari masa tanam hingga distribusi ke gudang Bulog,” ungkapnya.
Program penyerapan jagung oleh Bulog tidak hanya bertujuan untuk menjaga stabilitas pangan nasional, tetapi juga menjadi bagian dari pemberdayaan ekonomi petani di daerah.
Dengan adanya kepastian penyerapan hasil panen, petani diharapkan semakin termotivasi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas jagung yang mereka hasilkan.
Bulog Ponorogo pun optimistis dapat mencapai target penyerapan hingga 26.500 ton sebelum akhir tahun 2025, dengan dukungan petani, pemerintah daerah, dan aparat terkait.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan nasional, sekaligus menjaga stabilitas harga di tingkat petani.***