UMKMJATIM.COM – Produk cerutu asal Jember, Jawa Timur, kembali menarik perhatian dunia internasional.
Salah satu produsen terbesarnya, BIN Cigar, menunjukkan komitmen kuat untuk menjaga kualitas berstandar global sekaligus memperluas pasar ekspor.
Setelah berhasil menembus 12 negara, perusahaan kini menargetkan Amerika Serikat sebagai pasar berikutnya dalam ekspansi globalnya.
Komisaris BIN Cigar, Febrian Ananta Kahar, menjelaskan bahwa produksi cerutu di perusahaannya mencapai 2.000 hingga 10.000 batang per hari.
Meski jumlah tersebut terbilang tinggi, hasil produksi tidak langsung dipasarkan.
Cerutu terlebih dahulu melalui proses penyimpanan selama enam bulan hingga satu tahun untuk menjaga cita rasa, aroma, dan kualitasnya tetap sempurna.
“Produksi yang dilakukan hari ini baru akan dipasarkan tahun berikutnya karena harus melalui masa aging terlebih dahulu. Jumlahnya pun disesuaikan dengan permintaan dan kondisi keuangan,” tutur Febrian, Jumat (3/10/2025).
Menurut Febrian, keberhasilan cerutu Jember menembus pasar internasional tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, serta Pemerintah Kabupaten Jember aktif membantu promosi produk unggulan ini.
Lebih dari 27 kedutaan besar Indonesia di berbagai negara turut berperan membuka akses pasar dan memperkenalkan cerutu Jember kepada dunia.
“Setiap tahun rata-rata ada satu negara baru yang menerima produk kami. InsyaAllah, tahun ini Amerika segera bergabung,” ungkapnya optimis.
Dengan dukungan diplomasi ekonomi dan peningkatan branding produk lokal, BIN Cigar yakin bisa bersaing dengan produsen cerutu kelas dunia seperti Kuba atau Republik Dominika.
Sebagai industri yang masih berkembang, BIN Cigar telah menerapkan sistem pengendalian mutu ketat berstandar ISO.
Produk yang tidak memenuhi standar kualitas atau mengalami reject dijaga tetap di bawah 10 persen.
“Karena prosesnya handmade, setiap batang cerutu harus sempurna. Kami menjaga prinsip zero complaint. Sekali saja ada keluhan dari pasar luar negeri, dampaknya bisa besar,” jelas Febrian.
Menariknya, seluruh 120 tenaga kerja BIN Cigar berasal dari Jember. Hal ini menjadi bentuk nyata komitmen perusahaan dalam pemberdayaan masyarakat lokal.
Menurut Febrian, tenaga kerja asal Jember memiliki keunggulan tersendiri dalam ketelitian dan rasa tanggung jawab.
“Air, tanah, dan SDM Jember itu luar biasa. Kalau dibandingkan dengan Kuba, kualitas cerutu kita tidak kalah jauh — bisa dibilang 11-12,” ujarnya dengan bangga.
Selain memperluas pasar internasional, permintaan dalam negeri juga menunjukkan peningkatan.
Munculnya komunitas penyigar di berbagai kota besar Indonesia menjadi pasar baru bagi produk cerutu premium asal Jember.
Tren ini menjadi peluang emas untuk memperkuat eksistensi cerutu Jember tidak hanya di luar negeri, tetapi juga di pasar domestik.
Dengan strategi promosi yang konsisten dan kualitas yang terus dijaga, BIN Cigar optimistis industri cerutu nasional akan semakin berkembang.
“Cerutu bukan sekadar produk tembakau, tapi karya seni dan simbol prestise. Kami ingin membawa nama Jember lebih dikenal di dunia,” tutup Febrian.
Dengan kombinasi mutu tinggi, dukungan pemerintah, dan tenaga kerja lokal berkualitas, cerutu Jember kini semakin siap menjadi ikon ekspor unggulan Indonesia.
Langkah BIN Cigar menuju pasar Amerika Serikat menjadi bukti bahwa produk lokal mampu bersaing di tingkat global, membawa harum nama Jember dan Indonesia di dunia internasional.***