UMKMJATIM.COM – Provinsi Jawa Timur kembali menunjukkan kinerja ekspor yang mengesankan melalui komoditas unggulan sarang burung walet, dengan nilai mencapai sekitar Rp3 triliun sepanjang tahun 2025.
Komoditas bernilai tinggi ini hingga kini masih didominasi oleh pasar ekspor ke Tiongkok, yang menjadi konsumen terbesar dunia untuk produk sarang burung walet.
Kepala Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Jawa Timur, Hari Yuwono Ady, menyampaikan bahwa pasar utama ekspor sarang burung walet memang masih berasal dari Tiongkok.
Namun, ia menjelaskan bahwa untuk bisa menembus pasar negara tersebut, eksportir harus memenuhi beragam protokol ekspor yang sangat ketat.
Menurutnya, proses sertifikasi, kebersihan produk, hingga tata cara pengemasan menjadi faktor penting agar produk walet Indonesia dapat diterima dengan baik di pasar global.
Hari menuturkan bahwa pihaknya kini tengah mendorong pelaku usaha agar tidak hanya mengekspor sarang burung walet dalam bentuk bahan mentah, melainkan sudah dalam bentuk produk olahan siap pakai.
Langkah ini dinilai sejalan dengan kebijakan hilirisasi industri yang tengah digencarkan oleh pemerintah pusat.
Menurutnya, transformasi ekspor ke arah produk jadi seperti kosmetik berbahan dasar sarang walet, minuman kesehatan, hingga produk perawatan kulit akan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar.
Selain mampu menciptakan nilai tambah, kegiatan ini juga berpotensi membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Dengan demikian, sektor industri turunan walet tidak hanya memperkuat daya saing ekspor, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di Jawa Timur.
Hari menegaskan bahwa ekspor berbasis produk olahan merupakan masa depan industri walet Indonesia.
Dengan pengolahan yang baik, kualitas produk dapat meningkat dan kepercayaan pasar internasional semakin kuat.
Selain Tiongkok, pemerintah dan pelaku usaha juga tengah menjajaki peluang pasar baru untuk memperluas ekspor.
Hari mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, akan dilakukan pengiriman perdana sarang burung walet ke Vietnam sebagai bagian dari ekspansi pasar Asia Tenggara.
Langkah ini diharapkan mampu memperluas jangkauan ekspor, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap satu negara tujuan.
Ia juga menambahkan bahwa upaya memperluas pasar ekspor bukan hanya untuk meningkatkan nilai jual, tetapi juga untuk memperkuat posisi Jawa Timur sebagai pusat produksi dan pengolahan sarang burung walet nasional.
Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mendukung para eksportir agar bisa memenuhi standar internasional melalui pelatihan, pendampingan, dan peningkatan infrastruktur karantina.
Hari berharap agar para pelaku ekspor walet di Jawa Timur terus memperkuat kapasitas usaha dan memperluas jaringan internasional.
Ia menilai, semakin banyak eksportir yang berani berinovasi dan menembus pasar luar negeri, maka kontribusi ekonomi daerah juga akan semakin meningkat.
Dengan potensi yang besar serta dukungan pemerintah dalam bentuk regulasi dan fasilitasi, industri sarang burung walet di Jawa Timur diharapkan dapat berkembang lebih pesat di masa mendatang.
Transformasi dari penjual bahan mentah menjadi produsen produk olahan bernilai tinggi diyakini akan menjadi pondasi baru bagi ekspor unggulan Jawa Timur.***