UMKMJATIM.COM – Harga cabai di wilayah Kabupaten Kediri kembali mengalami penurunan tajam pada pertengahan Oktober 2025.
Berdasarkan laporan terbaru dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, Minggu (19/10/2025), harga aneka jenis cabai di Pasar Induk Pare menunjukkan tren penurunan untuk hampir semua varietas.
Penurunan paling mencolok terjadi pada komoditas Cabai Rawit Merah (CRM), di mana beberapa varietas kini menyentuh harga terendah hingga Rp11.000 per kilogram.
Kondisi ini membuat sebagian besar petani mengaku mulai merugi, meski pasokan cabai di pasar tetap stabil.
Rincian Harga Cabai Rawit Merah dan Cabai Merah Keriting
Berdasarkan data APCI, varietas Cabai Rawit Merah (CRM) Brengos 99 yang sebelumnya dijual Rp18.000 kini turun menjadi Rp16.000 per kilogram.
Untuk varietas Asmoro 043, harga turun dari Rp17.000 menjadi Rp16.000 per kilogram, sedangkan varietas Prentol atau Tumi 99 turun dari Rp12.000 menjadi Rp11.000 per kilogram.
Sementara itu, Cabai Merah Keriting (CMK) juga mengalami koreksi harga. Varietas Boos Tavi turun dari Rp34.000 menjadi Rp33.000 per kilogram, sedangkan Sibad turun dari Rp32.000 menjadi Rp31.000 per kilogram.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa penurunan harga ini sudah terjadi beberapa hari terakhir dan berdampak langsung pada kondisi ekonomi petani.
“Harga aneka cabai semuanya turun lagi hari ini, padahal pasokan tetap stabil. Khususnya untuk Cabai Rawit Merah, petani sudah mengalami kerugian,” ujarnya.
Cabai Merah Besar Turut Alami Penurunan
Selain cabai rawit dan keriting, harga Cabai Merah Besar (CMB) juga menunjukkan tren penurunan.
Varietas Gada EVO kini dijual Rp36.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp38.000, sementara Imola turun dari Rp36.000 menjadi Rp34.000 per kilogram.
Varietas Sandi 08 bahkan turun lebih jauh, dari Rp34.000 menjadi Rp32.000 per kilogram.
Penurunan harga serentak ini membuat banyak petani mengkhawatirkan keberlanjutan produksi di tengah biaya pupuk dan perawatan tanaman yang tetap tinggi.
Distribusi dan Pasokan Tetap Lancar
Meski harga turun, aktivitas distribusi cabai dari Pasar Induk Pare ke berbagai wilayah masih berjalan normal.
Pengiriman ke wilayah Jabodetabek tercatat meliputi 1,5 ton cabai keriting dan 3 ton cabai rawit merah.
Selain itu, industri pengolahan cabai juga menyerap pasokan cukup besar, dengan total 3 ton cabai besar, 0,7 ton cabai keriting, dan 2 ton cabai rawit.
Namun, pengiriman ke wilayah Kalimantan sementara dihentikan untuk sementara waktu.
Dari sisi pasokan, Cabai Merah Besar berasal dari Kediri, Blitar, Probolinggo, dan Mataram dengan total 8 ton.
Sementara Cabai Merah Keriting didatangkan dari Kediri, Nganjuk, dan Makassar sebanyak 3 ton, serta Cabai Rawit Merah berasal dari Kediri dan Jombang dengan total 14 ton.
Petani Harapkan Intervensi Pemerintah
Dengan penurunan harga yang terus berlanjut, petani berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk menstabilkan harga di tingkat pasar.
Beberapa di antaranya meminta adanya program penyerapan hasil panen oleh Bulog atau koperasi daerah agar harga tidak terus tertekan.
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa stabilitas harga komoditas pertanian sangat bergantung pada keseimbangan antara pasokan dan permintaan, serta kebijakan intervensi yang tepat waktu dari pemerintah.***