UMKMJATIM.COM – Meskipun angka pengangguran terbuka di Kota Malang terus menunjukkan penurunan, tantangan baru muncul dari meningkatnya jumlah lulusan perguruan tinggi yang belum terserap oleh dunia kerja.
Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Malang, terutama bagi Wali Kota Wahyu Hidayat, yang menilai fenomena ini sebagai salah satu pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
Dalam pembukaan kegiatan Ngalam Idrek Job Fair pada Kamis (30/10/2025), Wahyu menuturkan bahwa kegiatan bursa kerja tersebut sengaja diadakan untuk membantu para pencari kerja berpendidikan tinggi agar lebih mudah mendapatkan kesempatan kerja yang sesuai.
Ia menjelaskan bahwa sebagai kota pendidikan, Malang wajar memiliki jumlah lulusan yang besar setiap tahunnya, namun belum diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai.
Wahyu menilai, situasi seperti ini juga dialami oleh kota-kota pendidikan lainnya di Indonesia.
Namun, ia tetap mengapresiasi penurunan tingkat pengangguran terbuka yang berhasil dicapai dalam setahun terakhir. Berdasarkan data terbaru, angka pengangguran terbuka di Kota Malang turun dari 6,1 persen menjadi 5,8 persen.
Meski begitu, angka pengangguran di kalangan terdidik masih terbilang tinggi, yakni sekitar 7,3 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa lulusan sarjana dan diploma belum sepenuhnya terserap dalam lapangan kerja yang sesuai dengan bidang keahlian mereka.
Menurut Wahyu, langkah yang paling realistis untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan memperkuat program link and match antara dunia pendidikan dan industri.
Ia menilai, lembaga pendidikan tinggi perlu lebih responsif terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja agar lulusan yang dihasilkan bisa langsung siap kerja.
“Pemerintah daerah akan terus mendorong sinergi antara perguruan tinggi, pelaku industri, dan lembaga pelatihan agar kesenjangan antara kompetensi lulusan dan kebutuhan pasar kerja bisa diminimalisir,” ujarnya.
Selain itu, Wahyu juga menyoroti adanya pergeseran tren minat kerja di kalangan anak muda.
Ia menilai banyak lulusan perguruan tinggi yang kini lebih memilih bekerja di sektor informal, seperti menjadi content creator, freelancer, atau pengusaha digital.
Menurutnya, tren tersebut tetap positif selama memberikan kontribusi ekonomi, meskipun berada di luar sistem kerja formal.
“Banyak yang berpendidikan tinggi tetapi memilih bekerja secara mandiri di sektor digital. Itu juga tetap termasuk dalam kategori pekerjaan, walaupun informal,” tuturnya.
Pemerintah Kota Malang, lanjut Wahyu, berkomitmen untuk terus menekan angka pengangguran, terutama di sektor formal.
Melalui kegiatan seperti Ngalam Idrek Job Fair, ia berharap para pencari kerja bisa mendapatkan akses langsung ke perusahaan-perusahaan yang membuka lowongan sesuai bidang keahlian mereka.
Wahyu juga menegaskan bahwa pemerintah daerah menargetkan tingkat pengangguran di Kota Malang dapat ditekan hingga di bawah 6 persen, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Dengan berbagai upaya tersebut, Pemerintah Kota Malang berharap keseimbangan antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri dapat tercapai.
Hal ini diharapkan tidak hanya menurunkan angka pengangguran terdidik, tetapi juga memperkuat daya saing ekonomi daerah ke depan.***











