UMKMJATIM.COM – Antusiasme masyarakat Ponorogo dalam mencari pekerjaan terlihat jelas di Graha Watoe Dhakon Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo).
Ribuan pencari kerja memadati lokasi kegiatan Job Fair Ponorogo 2025 yang digelar selama dua hari, 5–6 November 2025.
Acara tersebut merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo dan UIN Kiai Ageng Muhammad Besari, dengan tujuan utama untuk mempertemukan perusahaan dan pencari kerja secara langsung dalam satu tempat.
Salah satu peserta, Ratna Fadilatul Abidah, lulusan Universitas Islam Kalimantan asal Kecamatan Mlarak, mengaku datang sejak pagi untuk mendapatkan peluang kerja yang sesuai dengan keahliannya.
Ia mengatakan bahwa job fair seperti ini sangat membantu karena menyediakan banyak pilihan perusahaan dan membuka kesempatan melamar secara langsung.
“Saya sudah memasukkan lamaran di dua perusahaan. Semoga ada hasilnya karena job fair seperti ini sangat mempermudah pencari kerja,” ujarnya.
Dalam kegiatan kali ini, terdapat 43 perusahaan yang berpartisipasi dan membuka 5.619 lowongan kerja dari berbagai bidang, termasuk manufaktur, jasa, perdagangan, dan industri kreatif.
Menariknya, sebanyak 18 perusahaan di antaranya melakukan wawancara langsung di lokasi, sehingga pelamar bisa segera mendapatkan hasil seleksi awal tanpa harus menunggu lama.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Ponorogo, Suko Kartono, pelaksanaan job fair ini menjadi salah satu langkah konkret Pemkab Ponorogo untuk menekan angka pengangguran terbuka (TPT) di wilayahnya.
Ia menjelaskan bahwa tingkat pengangguran di Ponorogo pada 2023 berada di angka 4,61 persen atau sekitar 27 ribu orang, dan berhasil turun menjadi 4,1 persen pada 2024.
Dengan adanya job fair tahun ini, pemerintah menargetkan agar angka tersebut bisa turun lebih jauh lagi.
“Job fair ini tidak hanya sebatas pameran lowongan kerja. Kami ingin hasil nyata, yaitu pelamar bisa langsung wawancara dan bahkan diterima di tempat,” ungkap Suko.
Ia juga menambahkan bahwa dari 53 perusahaan yang awalnya mendaftar, hanya 43 perusahaan yang lolos seleksi untuk ikut serta.
Seleksi tersebut dilakukan agar perusahaan yang ikut benar-benar memiliki lowongan kerja aktif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
“Kalau hanya sekadar expo, kita tidak mau. Prinsipnya, job fair harus memberikan peluang kerja nyata bagi masyarakat,” tegasnya.
Antusiasme masyarakat terlihat tinggi sejak hari pertama kegiatan.
Berdasarkan data panitia, lebih dari 3.000 pencari kerja terdaftar mengikuti acara.
Mayoritas peserta merupakan lulusan SMA/SMK, sementara lulusan SD dan SMP umumnya memilih bekerja ke luar negeri setelah mengikuti pelatihan keterampilan tambahan.
Suko menjelaskan bahwa Pemkab Ponorogo rutin menggelar job fair setahun sekali sebagai upaya mempertemukan dunia industri dengan tenaga kerja lokal.
Selain itu, Disnaker juga aktif menyebarkan informasi lowongan kerja secara online agar masyarakat bisa terus mendapatkan update peluang karier terbaru.
“Harapan kami, tingkat pengangguran terbuka bisa terus turun hingga 3 persen di tahun 2026. Ini bukan hal mudah, tapi kami optimistis dengan kerja sama pemerintah, kampus, dan dunia usaha, target tersebut bisa dicapai,” pungkasnya.***











