UMKMJATIM.COM – Kabupaten Lamongan kembali menunjukkan dominasinya di sektor pertanian.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Timur hasil pengamatan September 2025, daerah ini berhasil menempati peringkat pertama dalam produksi padi Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat provinsi.
Selama tahun 2025, total produksi padi Lamongan tercatat mencapai 904.928 ton GKG.
Capaian ini bukan hanya memperkuat posisi Lamongan sebagai lumbung pangan utama Jawa Timur, tetapi juga menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 776.290 ton GKG pada 2024.
Peningkatan hampir 130 ribu ton tersebut menjadi bukti nyata keberhasilan berbagai program strategis Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam memperkuat sektor pertanian dan menjaga ketahanan pangan di tengah tantangan perubahan iklim dan fluktuasi harga pasar.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, mengungkapkan bahwa prestasi ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen yang terlibat dalam pembangunan pertanian daerah, mulai dari petani, penyuluh lapangan, hingga perangkat dinas yang terus bersinergi dalam mendukung peningkatan produktivitas.
Menurutnya, pencapaian tersebut tidak semata-mata diukur dari angka produksi, melainkan juga menjadi cerminan keberhasilan kebijakan daerah dalam memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani.
“Pencapaian ini adalah bukti nyata dari kolaborasi dan semangat seluruh pelaku pertanian di Lamongan. Kita ingin pertanian tidak hanya produktif, tetapi juga menyejahterakan masyarakatnya,” ungkap Bupati Yuhronur dalam keterangannya di Kantor Pemkab Lamongan, Selasa (4/11/2025).
Dalam keterangannya, Bupati Yuhronur menjelaskan bahwa peningkatan signifikan produksi padi di Lamongan tidak lepas dari sejumlah program unggulan pertanian yang dijalankan pemerintah daerah.
Beberapa program prioritas tersebut antara lain Luas Tambah Tanam (LTT), yang mendorong perluasan lahan aktif, kemudahan akses pupuk bersubsidi, serta penyaluran alat dan mesin pertanian (alsintan) kepada kelompok tani.
Selain itu, Pemkab Lamongan juga terus memperkuat jaminan sosial bagi petani melalui program asuransi pertanian, serta menghadirkan berbagai pelatihan teknis dan pendampingan intensif agar petani mampu beradaptasi dengan teknologi dan sistem pertanian modern.
“Kami tidak ingin petani hanya menjadi penonton di tengah kemajuan teknologi pertanian. Mereka harus menjadi pelaku utama yang adaptif dan inovatif,” ujar Yuhronur menegaskan.
Keberhasilan Lamongan mempertahankan posisi teratas di sektor produksi padi tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga menjadi indikator penting bagi ketahanan pangan Jawa Timur.
Pemerintah daerah kini berfokus untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian dengan pendekatan smart farming, peningkatan kualitas irigasi, serta optimalisasi lahan non-produktif menjadi lahan siap tanam.
Melalui berbagai strategi tersebut, Lamongan menargetkan tidak hanya mempertahankan prestasi di tingkat provinsi, tetapi juga memperkuat kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional.
Dengan dukungan petani yang semakin produktif dan kebijakan pemerintah yang terarah, Kabupaten Lamongan optimistis mampu mempertahankan predikat sebagai sentra padi terbesar di Jawa Timur sekaligus menjadi contoh sukses pengelolaan pertanian berkelanjutan di Indonesia.***










