Sumenep Kembangkan Tumpang Sari Padi–Siwalan untuk Optimalkan Lahan Marginal dan Perkuat Ketahanan Pangan

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Thursday, 27 November 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

UMKMJATIM.COM – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Sumenep kembali menghadirkan terobosan baru dalam upaya optimalisasi lahan pertanian dengan menerapkan inovasi tumpang sari.

Kali ini, program tersebut digerakkan di Desa Nyabakan Barat, Kecamatan Batang-Batang, sebagai bagian dari strategi memperkuat produksi pangan sekaligus meningkatkan produktivitas lahan.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, dan turut melibatkan perwakilan Polsek Batang-Batang, Koramil, serta kelompok tani setempat.

Model tumpang sari yang dikembangkan menggabungkan komoditas padi dengan tanaman siwalan.

Kombinasi dua komoditas ini dinilai mampu memberikan manfaat ganda bagi petani sekaligus memaksimalkan pemanfaatan lahan, terutama di wilayah marginal yang selama ini kurang produktif.

Program tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Menteri Pertanian yang mendorong seluruh daerah untuk memperluas luas tambah tanam,

Baca Juga :  Panduan Lengkap Cara Daftar Antrian KJP Pasar Jaya 2025 Secara Online Lewat HP

baik pada lahan sawah yang termasuk dalam Luas Baku Sawah (LBS) maupun lahan non-sawah di luar LBS.

Kabupaten Sumenep sendiri memiliki lebih dari 100 ribu hektare lahan marginal.

Jika ditunjang dengan ketersediaan air yang memadai, lahan-lahan ini memiliki potensi besar untuk dijadikan area produksi pertanian yang berdaya saing.

Inovasi tumpang sari menjadi salah satu cara efektif untuk memaksimalkan peluang tersebut.

Menurut DKPP, langkah ini merupakan bagian dari upaya sistematis untuk memperkuat ketahanan pangan daerah dan mendukung program swasembada pangan nasional.

KJF Penyuluh Pertanian DKPP Sumenep, Dewo Ringgih, menjelaskan bahwa instruksi Menteri Pertanian terkait peningkatan luas tanam langsung ditindaklanjuti melalui gerakan tanam serentak di berbagai wilayah.

Baca Juga :  Lumajang Dorong Petani Muda dengan Cold Storage, Pertanian Pisang Semakin Kompetitif

Termasuk di antaranya adalah pemanfaatan lahan marginal yang selama ini belum dimaksimalkan.

“Selama ketersediaan air mencukupi, lahan marginal seharusnya tidak dibiarkan kosong. Dengan tumpang sari, kita bisa memaksimalkan potensi daerah sekaligus meningkatkan produktivitas pangan,” jelas Dewo, Kamis (27/11/2025).

Ia menambahkan bahwa inovasi tumpang sari padi–siwalan merupakan langkah baru yang membuka peluang ekonomi lebih besar bagi petani.

Tanaman siwalan dan komoditas lain seperti kelapa atau mente sudah lama menjadi sumber pendapatan petani.

Dengan hadirnya tanaman padi di lahan yang sama, petani kini berkesempatan memperoleh dua manfaat sekaligus.

“Model ini belum banyak diterapkan sebelumnya. Namun manfaatnya jelas, petani tidak hanya mengandalkan komoditas perkebunan seperti siwalan, tetapi juga mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil panen padi,” ujarnya.

Baca Juga :  Inovasi Petani Malang: Pembibitan Padi di Lahan Kering Lebih Praktis dan Efisien

Selain itu, inovasi ini sejalan dengan fokus pembangunan pemerintah pada tahun 2026, yang menempatkan dua agenda utama: swasembada pangan berkelanjutan dan hilirisasi perkebunan, terutama untuk komoditas kelapa dan mente.

Dengan menggabungkan produksi pangan dan komoditas perkebunan dalam satu lahan, Kabupaten Sumenep dapat bergerak selaras dengan arah kebijakan nasional.

“Tumpang sari menjadi solusi yang menyentuh dua prioritas sekaligus. Kita memperkuat ketahanan pangan sekaligus mendukung hilirisasi komoditas unggulan daerah,” tambah Dewo.

Melalui program inovatif ini, DKPP Sumenep berharap lahan-lahan marginal semakin produktif dan berdaya guna bagi masyarakat.

Upaya ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani tetapi juga memperkuat ketahanan pangan berkelanjutan serta mendukung program nasional secara konsisten.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Program OPLAH 2025 di Jember Genjot Produktivitas Lahan dan Dorong Target Produksi Padi 1 Juta Ton
Empat UKM Jawa Timur Raih Kontrak Ekspor Rp3,95 Triliun dengan Malaysia di Festival Ekspor 2025
Dekranasda Bojonegoro dan Jepara Perkuat Kolaborasi: Dorong Inovasi Kerajinan di Era Digital
Cara Lengkap Cek Saldo PIP 2025 Lewat ATM: Praktis, Cepat, dan Tanpa Ribet
Kriteria Lengkap Penerima KPDJ DKI Jakarta: Syarat, Ketentuan, dan Cara Memastikannya
4 Alasan Utama Bantuan KAJ Dihentikan: Wajib Tahu Agar Hak Bantuan Tetap Aman
Syarat Baru Penerima PKD DKI Jakarta 2025: Ketentuan Lengkap Setelah DTSEN Berlaku
Syarat Lengkap Penerima BLT Kesra 2025: Pastikan Kamu Memenuhi Kriteria Berikut

Berita Terkait

Thursday, 27 November 2025 - 20:30 WIB

Program OPLAH 2025 di Jember Genjot Produktivitas Lahan dan Dorong Target Produksi Padi 1 Juta Ton

Thursday, 27 November 2025 - 20:00 WIB

Sumenep Kembangkan Tumpang Sari Padi–Siwalan untuk Optimalkan Lahan Marginal dan Perkuat Ketahanan Pangan

Thursday, 27 November 2025 - 19:30 WIB

Empat UKM Jawa Timur Raih Kontrak Ekspor Rp3,95 Triliun dengan Malaysia di Festival Ekspor 2025

Thursday, 27 November 2025 - 19:00 WIB

Dekranasda Bojonegoro dan Jepara Perkuat Kolaborasi: Dorong Inovasi Kerajinan di Era Digital

Thursday, 27 November 2025 - 16:00 WIB

Cara Lengkap Cek Saldo PIP 2025 Lewat ATM: Praktis, Cepat, dan Tanpa Ribet

Berita Terbaru