UMKMJATIM.COM – Di era digital seperti sekarang, berbagai program bantuan pemerintah semakin mudah diakses secara online.
Namun, kemudahan ini sering dimanfaatkan oleh pihak tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan link penipuan yang mengatasnamakan lembaga resmi, seperti Kementerian Sosial atau instansi pemerintah lainnya.
Agar tidak menjadi korban, masyarakat perlu mengenali ciri-ciri tautan palsu dan memahami cara membedakannya dari situs resmi pemerintah.
Link Palsu Banyak Menyamar Jadi Situs Resmi
Modus penipuan melalui link bantuan sosial (bansos) biasanya dilakukan dengan membuat situs palsu yang menyerupai laman resmi milik pemerintah.
Para pelaku berusaha meyakinkan masyarakat bahwa mereka sedang membuka pendaftaran atau pencairan bansos terbaru, padahal tujuannya adalah mencuri data pribadi.
Menurut sejumlah pakar keamanan siber, penipu kini semakin canggih dalam membuat tampilan situs palsu.
Sekilas, alamat domain, logo, dan desain laman terlihat mirip dengan situs resmi pemerintah.
Namun jika diamati lebih detail, ada beberapa perbedaan mencolok yang bisa menjadi petunjuk awal.
Ciri-Ciri Link Penipuan yang Wajib Diketahui
Menggunakan domain mencurigakan
Tautan resmi pemerintah Indonesia selalu berakhiran .go.id. Bila sebuah situs bantuan sosial memakai domain seperti .com, .net, .org, atau domain aneh lainnya, maka besar kemungkinan situs tersebut palsu.
Misalnya, situs dengan nama seperti bansos-gratis2025.com atau cekdanaonline.net patut diwaspadai.
Meminta data pribadi berlebihan
Situs penipuan sering meminta informasi sensitif seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), Nomor Kartu Keluarga (KK), nomor rekening, bahkan swafoto dengan KTP.
Padahal, laman resmi Kemensos tidak pernah meminta data tersebut secara langsung melalui link publik. Jika ada permintaan semacam itu, bisa dipastikan situs tersebut bertujuan mencuri data.
Menjanjikan pencairan instan tanpa proses verifikasi
Modus lain yang sering muncul adalah janji pencairan bantuan dalam hitungan menit setelah mengisi formulir.
Penipu menggunakan kalimat-kalimat persuasif seperti “Cair sekarang juga tanpa antri!” atau “Isi data untuk menerima dana bansos hari ini!”. Padahal, proses pencairan bantuan pemerintah selalu melalui tahapan verifikasi dan validasi resmi.
Dikirim melalui grup WhatsApp atau pesan pribadi
Sebagian besar link penipuan disebarkan lewat grup WhatsApp, pesan pribadi di media sosial, atau komentar di Facebook dan TikTok.
Biasanya pesan tersebut dikemas seolah berasal dari pemerintah atau lembaga keuangan tertentu, lengkap dengan logo dan ajakan untuk segera mengisi data.
Langkah Aman Saat Menerima Link Bantuan
Jika menerima tautan mencurigakan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah tidak langsung mengklik link tersebut.
Pastikan untuk memeriksa alamat domain dengan saksama dan bandingkan dengan situs resmi pemerintah seperti kemensos.go.id atau cekbansos.kemensos.go.id.
Masyarakat juga disarankan tidak mengisi formulir online yang meminta data pribadi tanpa konfirmasi dari instansi resmi.
Sebaiknya hapus pesan tersebut agar tidak tersebar lebih luas, lalu laporkan ke pihak berwenang seperti Kementerian Kominfo atau Polri melalui kanal pengaduan siber.
Dengan meningkatnya kesadaran digital masyarakat, diharapkan penipuan online semacam ini dapat diminimalkan.
Tetap waspada dan selalu pastikan sumber informasi berasal dari situs resmi agar bantuan sosial benar-benar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan oleh pihak tak bertanggung jawab.***











