UMKMJATIM.COM – Batu Night Spectacular (BNS), salah satu ikon wisata malam di Kota Batu, resmi menapaki usia ke-17.
Dalam perayaan tersebut, Direktur Utama BNS, Ir. Suryo Widodo, M.M., M.Mrs., menyampaikan refleksi mendalam mengenai perjalanan panjang BNS sekaligus tantangan yang semakin kompleks di tengah industri pariwisata yang berubah cepat.
Menurutnya, usia 17 tahun bukan hanya angka, melainkan bukti ketangguhan BNS dalam bertahan dan berkembang di tengah persaingan destinasi wisata yang semakin beragam.
Dalam sambutannya pada Selasa (2/12/2025), Suryo menegaskan bahwa keberlangsungan BNS hingga saat ini bukan sekadar dari lamanya usia operasional, tetapi dari kemampuan beradaptasi di tengah dinamika industri.
Ia menceritakan bahwa pada masa kejayaannya, BNS mampu menarik hingga 20.000 pengunjung dalam satu hari.
Namun, kondisi tersebut berbeda jauh dengan saat ini, di mana jumlah pengunjung hanya berkisar sekitar 1.000 orang per hari.
Meski terjadi penurunan signifikan, Suryo tetap bersyukur karena BNS masih mampu bertahan di tengah maraknya destinasi wisata baru yang bermunculan.
Ia menjelaskan bahwa dua prinsip utama yang terus menjadi pegangan seluruh keluarga besar BNS adalah doa dan rasa syukur.
Baginya, kedua hal tersebut bukan hanya sekadar konsep spiritual, tetapi juga menjadi fondasi dalam menghadapi perubahan dan kesulitan.
Ia menekankan bahwa bersyukur berarti menghargai segala pencapaian, sekecil apapun itu, sedangkan doa menjadi bentuk komunikasi kepada Tuhan atas segala proses yang dijalani.
Meski banyak wisata lain mencoba mengadaptasi elemen-elemen khas BNS, seperti area lampion atau wahana wisata malam, Suryo menekankan bahwa keunikan BNS tetap tidak tergantikan.
Ia menyebut bahwa Lampion Garden, salah satu daya tarik utama BNS, telah menjadi ikon yang bertahan selama 17 tahun tanpa kehilangan ciri khasnya.
Menurutnya, kekuatan identitas inilah yang membuat BNS tetap memiliki tempat di hati pengunjung.
Dalam kesempatan tersebut, Suryo juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor sebagai upaya memperkuat keberlanjutan industri wisata.
Ia mengaitkannya dengan konsep pentahelix, yakni sinergi antara masyarakat, dunia usaha, media, perguruan tinggi, dan pemerintah.
Menurutnya, kerja sama dari seluruh elemen tersebut bagaikan kaki-kaki penopang.
Jika salah satu di antaranya melemah, maka roda pergerakan destinasi wisata tidak akan berjalan optimal.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa seluruh karyawan memiliki peran penting dalam menjaga eksistensi BNS.
Menurutnya, pelayanan yang optimal, kebersihan area wisata, serta keindahan wahana harus selalu dijaga.
BNS yang menawarkan jasa hiburan membutuhkan kualitas layanan yang kuat agar tetap relevan dan dipercaya pengunjung.
Ia juga mengingatkan bahwa inovasi tidak boleh berhenti, terutama di tengah ketatnya persaingan dan perubahan selera wisatawan.
Menutup sambutannya, Suryo mengajak seluruh tim BNS untuk terus menjaga komitmen berbenah dan berinovasi.
Baginya, tantangan industri wisata pada tahun-tahun mendatang akan semakin besar, dan ketangguhan hanya bisa dicapai melalui kerja keras, kolaborasi, serta kesatuan seluruh pihak yang mendukung perjalanan BNS.***











