UMKMJATIM.COM – Kebun gizi yang berada di RW 07 Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, kini terus menjadi tumpuan warga sebagai sumber kebutuhan sayuran segar yang mudah dijangkau.
Lahan produktif ini dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat dan dipimpin oleh Sri Setyowati, perwakilan KWT RT 31 RW 07 sekaligus Ketua RW.
Melalui pengelolaan berbasis komunitas, kebun tersebut menjadi salah satu contoh nyata pemberdayaan masyarakat dalam memastikan ketahanan pangan di tingkat desa.
Sri Setyowati menjelaskan bahwa tujuan utama dibangunnya kebun gizi adalah memberikan akses sayuran sehat dengan harga terjangkau bagi warga sekitar.
Masyarakat dipersilakan mengambil hasil panen untuk kebutuhan harian, namun pengelolaan tetap memperhatikan keberlanjutan produksi.
Sebagian hasil panen tetap dijual agar modal tanam dapat diputar kembali dan kebun dapat terus produktif pada musim berikutnya.
“Warga boleh mengambil sayuran ketika membutuhkan, tetapi sebagian tetap kami jual. Hasil penjualan itu kami gunakan untuk memastikan kebun terus berjalan dan bisa ditanam kembali,” ungkap Sri, yang akrab disapa Gati, pada Senin (1/12/2025).
Beragam jenis sayuran dibudidayakan di kebun ini, mulai dari sawi daging, sawi hijau, brokoli, terong, cabai rawit, cabai merah, hingga kangkung.
Setiap jenis tanaman memiliki masa panen berbeda, berkisar antara 40 hari hingga tiga bulan.
Keberagaman ini membuat warga dapat menikmati pilihan sayuran yang variatif sepanjang musim.
Tidak hanya fokus pada ketahanan pangan, keberadaan kebun gizi juga diarahkan untuk mendukung upaya pencegahan stunting di wilayah tersebut.
Kelompok rentan, terutama ibu hamil dan anak-anak, mendapat akses prioritas terhadap sayuran segar yang dihasilkan.
Menurut Sri, ibu hamil dapat mengambil sayuran kapan pun dibutuhkan, meskipun jumlahnya tidak terlalu besar.
“Untuk ibu hamil dipersilakan mengambil jika memerlukan. Memang tidak terlalu banyak yang datang, justru anak-anak dan ibu rumah tangga yang paling sering memanfaatkan kebun ini,” ujarnya.
Kebun gizi RW 07 hadir berkat kerja sama antara kelompok warga, pemerintah desa Sananrejo, dan NGO Pattiro Malang.
Kolaborasi tersebut memungkinkan komunitas lokal memiliki sistem pangan mandiri yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, kegiatan ini turut menggerakkan peran perempuan desa melalui kelompok wanita tani yang semakin aktif dalam mendukung produksi pangan sehat.
Dengan adanya kebun gizi, warga Sananrejo tidak hanya memperoleh suplai sayuran bebas pestisida, tetapi juga mampu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya konsumsi pangan sehat.
Program ini menjadi model pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan kepedulian sosial terhadap kelompok rentan di lingkungan sekitar.***











