UMKMJATIM.COM – Komitmen Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam mendukung kemandirian penyandang disabilitas terus dibuktikan melalui program-program konkret yang dijalankan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) setempat.
Melalui pelatihan keterampilan dan bantuan peralatan usaha, para penyandang disabilitas diberi peluang untuk mandiri secara ekonomi.
Tri Budi Hastuti, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos P3A Sumenep, menjelaskan bahwa pihaknya secara rutin mengadakan pelatihan keterampilan seperti menjahit, bordir, hingga teknik perbengkelan untuk kalangan disabilitas.
Pelatihan ini dirancang agar sesuai dengan minat dan potensi masing-masing peserta, sehingga mereka dapat lebih mudah mengaplikasikan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
“Dari pelatihan yang sudah kami laksanakan, cukup banyak peserta yang kini mampu menghasilkan pendapatan sendiri. Bahkan ada yang sudah bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga mereka,” ujar Tri Budi saat ditemui pada Sabtu (19/7/2025).
Lebih dari sekadar pelatihan, Dinsos juga memberikan dukungan berupa alat kerja sesuai bidang keterampilan yang telah dikuasai.
Hal ini bertujuan agar peserta pelatihan dapat langsung memulai usaha setelah selesai mengikuti pembekalan.
Tidak berhenti sampai di situ, Dinsos Sumenep juga aktif melakukan pendampingan dan pemantauan terhadap perkembangan usaha para penyandang disabilitas yang telah menjadi penerima manfaat.
Kegiatan ini penting untuk memastikan keberlanjutan usaha yang dirintis, serta sebagai evaluasi dini terhadap tantangan yang mereka hadapi.
“Kalau usaha mereka mulai mengalami kendala, kami akan cek langsung. Apakah masalahnya pada pemasaran, produk, atau kurangnya akses pasar.
Kami siap bantu mencarikan solusinya, termasuk mencarikan mitra pemasaran,” jelasnya.
Untuk memperluas akses pasar, Dinsos P3A Sumenep juga rutin mengikutsertakan para pelaku usaha disabilitas dalam berbagai pameran lokal.
Partisipasi dalam event seperti ini menjadi ajang promosi sekaligus membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pelaku industri dan UMKM lain.
Meski demikian, proses pemberdayaan ini tidak lepas dari sejumlah tantangan.
Salah satunya adalah keterbatasan anggaran, serta kebutuhan akan sinergi lintas sektor yang lebih kuat.
Tri Budi mengakui, untuk menjangkau lebih banyak penyandang disabilitas, dibutuhkan dukungan dari pihak lain seperti lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, hingga komunitas lokal.
“Kami terus berusaha memberikan yang terbaik. Tapi kami juga butuh kolaborasi dari semua pihak, agar program pemberdayaan ini bisa menyentuh lebih banyak saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus,” pungkasnya.
Program pelatihan dan pemberdayaan disabilitas yang dijalankan Dinsos Sumenep menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat,
penyandang disabilitas pun mampu berdaya dan berkontribusi dalam perekonomian masyarakat.***