UMKMJATIM.COM – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor kuliner tengah menghadapi tantangan serius akibat kenaikan harga bahan baku yang berdampak langsung pada biaya operasional.
Namun, pemilik Danish Kitchen, Anna, membuktikan bahwa inovasi dan strategi yang tepat dapat membantu bisnis tetap bertahan bahkan di tengah tekanan ekonomi.
Anna menjelaskan bahwa salah satu cara yang diterapkannya untuk menekan biaya adalah dengan mencari bahan baku alternatif yang lebih terjangkau.
Langkah ini dinilai cukup efektif dalam menjaga kelangsungan usaha.
Namun, ia juga mengakui bahwa penggunaan bahan alternatif perlu disesuaikan dengan kehati-hatian karena dapat memengaruhi rasa produk yang menjadi ciri khas usahanya.
Selain itu, Anna menerapkan sistem harga berjenjang untuk beberapa jenis produk. Strategi ini memungkinkannya menyesuaikan harga jual agar tetap terjangkau bagi pelanggan tanpa harus mengurangi kualitas makanan.
Menurutnya, fleksibilitas dalam menentukan harga menjadi salah satu kunci agar usaha kuliner mampu bersaing di tengah perubahan pasar.
Jika modal mencukupi, Anna lebih memilih membeli bahan baku dalam jumlah besar.
Pembelian secara grosir dari pemasok terpercaya membantu menekan biaya sekaligus memastikan ketersediaan stok tetap aman.
Dengan cara ini, risiko kenaikan harga yang mendadak dapat diminimalisir sehingga bisnis tetap berjalan stabil.
Danish Kitchen juga terus mempertahankan kualitas rasa sebagai kekuatan utama. Anna menekankan bahwa cita rasa adalah faktor penting dalam membangun loyalitas pelanggan.
Ia percaya bahwa meskipun harga bahan baku naik, menjaga kualitas rasa akan membuat konsumen tetap setia.
Tidak hanya itu, inovasi juga menjadi fokus utama dalam strategi bisnisnya.
Anna menilai bahwa pelaku UMKM kuliner perlu memberdayakan sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan.
Dengan adanya pelatihan ini, tim dapat mengembangkan ide-ide baru yang dapat dijadikan produk unggulan dan memberikan nilai tambah bagi bisnis.
Pemanfaatan bahan baku lokal juga menjadi strategi yang dijalankan Anna.
Ia mencontohkan penggunaan waluh sebagai bahan utama dalam menciptakan produk khas yang memiliki nilai jual tinggi.
Menurutnya, langkah ini bukan hanya mampu menciptakan diferensiasi produk, tetapi juga mendukung perekonomian lokal dengan memberdayakan petani setempat.
Anna optimistis bahwa inovasi, efisiensi, dan manajemen yang tepat akan membuat UMKM kuliner tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang di tengah situasi yang menantang.
Ia percaya bahwa adaptasi menjadi kunci utama bagi pelaku usaha kecil agar bisa terus tumbuh secara berkelanjutan.
Dengan kombinasi strategi tersebut, Danish Kitchen menjadi contoh nyata bagaimana UMKM dapat menghadapi kenaikan harga bahan baku tanpa kehilangan identitas dan kualitas produk yang mereka tawarkan.***