UMKMJATIM.COM – Kampung Madu di Dusun Purworejo, Desa Bringin, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menjadi salah satu potensi lokal yang berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan sekaligus pengembangan wisata edukasi.
Peternakan lebah di kawasan ini sudah ada sejak tahun 1980 dan terus berkembang hingga kini, dengan jumlah peternak mencapai sekitar 50 orang.
Selain menjadi pusat produksi madu, Kampung Madu juga dimanfaatkan sebagai destinasi wisata berbasis edukasi dan pelestarian kearifan lokal.
Para pengunjung tidak hanya dapat menikmati keindahan alam, tetapi juga belajar langsung mengenai teknik budidaya lebah.
Salah satu peternak, Ralin, menjelaskan bahwa keberhasilan beternak lebah sangat dipengaruhi oleh ketelitian dalam memantau kondisi ratu lebah.
Menurutnya, jika ratu lebah menunjukkan tanda penuaan, seperti posisi telur yang miring, maka peternak harus segera melakukan pergantian ratu atau regenerasi agar produksi madu tetap optimal.
Ia juga menambahkan bahwa ada empat jenis lebah yang menghasilkan madu, yakni Apis Dorsata (tawon gung), Apis Cerana (tawon liar), Apis Trigona (tawon lanceng), dan Apis Mellifera.
Di Kampung Madu, jenis yang dibudidayakan adalah Apis Mellifera karena dapat diternakkan di rumah, sementara tawon gung dan Apis Cerana umumnya hanya dapat hidup di alam liar.
Keberadaan Wisata Edukasi Kampung Madu tidak terlepas dari inisiatif masyarakat dan pemuda desa yang ingin melestarikan lingkungan sekaligus mengembangkan potensi lokal.
Wakil Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Madu, Jefry Dwi Hartono, menjelaskan bahwa pihaknya terus membantu pemasaran madu secara online.
Dengan memanfaatkan teknologi digital, produk madu dari Kampung Madu kini telah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia.
Jefry menegaskan bahwa madu yang dihasilkan di Kampung Madu dijamin 100% murni.
Selain madu, terdapat berbagai produk turunan lebah seperti royal jelly, bee pollen, propolis, dan aneka olahan berbasis madu lainnya yang semakin diminati pasar.
Sementara itu, Dwi Yudi Ardiansyah, Ketua UMKM Akur Kampung Inggris Pare, menilai bahwa Kampung Madu memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata edukasi, khususnya bagi para pelajar yang datang ke Kampung Inggris.
Ia berharap ke depannya, Kampung Madu dilengkapi fasilitas umum yang lebih baik untuk pengunjung, serta adanya pusat kuliner dan pusat oleh-oleh selain produk madu unggulan.
Dengan perpaduan menarik antara wisata edukasi, pelestarian lingkungan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat,
Kampung Madu di Desa Bringin diharapkan dapat berkembang menjadi salah satu destinasi unggulan di Kediri yang tidak hanya mendukung ekonomi lokal tetapi juga menjadi pusat pembelajaran tentang dunia perlebahan di Indonesia.***