UMKMJATIM.COM – Masa panen tembakau di Kabupaten Sampang, yang seharusnya menjadi kabar gembira bagi para petani, justru dipenuhi kekhawatiran.
Pasalnya, hingga saat ini gudang pengolahan tembakau di wilayah tersebut belum juga beroperasi, membuat harga jual sepenuhnya dikendalikan oleh tengkulak.
Sejumlah petani menilai kondisi ini merugikan mereka.
Tanpa adanya kepastian harga dari gudang resmi, mereka hanya bisa pasrah mengikuti penawaran tengkulak yang kerap fluktuatif.
Usman, seorang petani tembakau di Kecamatan Camplong, menyampaikan bahwa biasanya keberadaan gudang mampu memberikan kepastian harga yang lebih stabil.
Namun, karena gudang belum dibuka, mereka tidak memiliki pilihan selain menjual hasil panen kepada perantara dengan harga yang belum tentu menguntungkan.
Ia juga menuturkan bahwa banyak petani terpaksa memanen tembakau lebih awal.
Keputusan ini dilakukan untuk menghindari risiko tembakau rusak di lahan, meski harga jualnya belum tentu memuaskan.
Situasi tersebut semakin menambah beban pikiran para petani yang menggantungkan hidup mereka pada komoditas tembakau.
Para petani berharap pemerintah maupun pihak terkait segera memberikan solusi.
Menurut mereka, jika gudang pengolahan tembakau segera beroperasi, maka harga dapat lebih terkontrol dan para petani tidak lagi sepenuhnya bergantung pada tengkulak.
Selain itu, kepastian pembelian dari gudang juga dapat meningkatkan motivasi petani untuk menjaga kualitas panen mereka.
Meski demikian, hingga kini belum ada informasi resmi terkait jadwal pembukaan gudang tersebut.
Kondisi ini membuat para petani hanya bisa berharap harga tidak jatuh terlalu dalam dan mereka tetap dapat memperoleh keuntungan dari hasil jerih payah mereka selama berbulan-bulan bekerja di ladang.
Keresahan para petani ini juga mencerminkan pentingnya peran fasilitas penunjang seperti gudang pengolahan dalam menjaga stabilitas ekonomi sektor pertanian.
Tanpa adanya intervensi yang tepat, harga komoditas strategis seperti tembakau rawan dipermainkan oleh pasar dan pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi.
Selain itu, para petani menilai pemerintah daerah dan pihak terkait perlu segera turun tangan, baik dengan mempercepat pembukaan gudang maupun dengan mengeluarkan kebijakan penyangga harga agar petani tidak dirugikan.
Dukungan tersebut diharapkan dapat menciptakan ekosistem perdagangan tembakau yang lebih adil dan menyejahterakan masyarakat.
Di tengah ketidakpastian ini, para petani di Sampang tetap bekerja keras memanen dan mengolah tembakau mereka dengan harapan kondisi segera membaik.
Mereka menaruh harapan besar agar harga jual tembakau dapat kembali stabil sehingga hasil kerja mereka di musim panen tahun ini tetap membawa keuntungan.***