UMKMJATIM.COM – Produksi padi dan jagung di Kabupaten Banyuwangi menunjukkan tren peningkatan signifikan pada periode Januari hingga Juli 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, produksi padi sawah tahun ini tercatat mencapai 460.515 ton, sementara padi ladang menyentuh angka 7.549 ton.
Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang masing-masing sebesar 450.391 ton untuk padi sawah dan 5.911 ton untuk padi ladang.
Peningkatan produksi juga terjadi pada komoditas jagung. Tahun 2024, produksi jagung di Banyuwangi tercatat 110.648 ton.
Namun, pada tahun 2025, jumlah tersebut melonjak hingga 180.030 ton.
Kenaikan ini dinilai sebagai salah satu capaian positif dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang selaras dengan Asta Cita Presiden.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, menyampaikan bahwa keberhasilan tersebut merupakan hasil kerja sama kolektif antara petani, penyuluh pertanian, pemerintah daerah, serta berbagai pihak terkait.
Menurutnya, peningkatan ini membuktikan bahwa langkah intensifikasi dan ekstensifikasi lahan, perbaikan sistem irigasi, serta penggunaan benih unggul memberikan dampak nyata terhadap hasil panen.
Ilham menjelaskan bahwa untuk jagung, lonjakan produksi tidak lepas dari strategi perluasan areal tanam di sejumlah kecamatan yang menjadi sentra produksi.
Selain itu, penerapan pola tanam yang lebih efisien juga ikut mendorong hasil panen.
Cuaca yang relatif bersahabat sepanjang musim tanam, ditambah dengan ketersediaan sarana produksi yang lebih memadai, membuat produktivitas tanaman jagung meningkat secara signifikan.
Jagung, lanjut Ilham, kini menjadi salah satu komoditas strategis yang terus dikembangkan di Banyuwangi.
Selain sebagai sumber pangan, jagung juga memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan industri pakan ternak di wilayah tersebut dan sekitarnya.
Pemerintah daerah menilai bahwa diversifikasi pemanfaatan jagung akan memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani sekaligus memperkuat sektor pertanian daerah.
Keberhasilan peningkatan produksi padi dan jagung di Banyuwangi tidak hanya dilihat dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas hasil panen yang semakin baik.
Pemerintah daerah terus berupaya menjaga tren positif ini melalui berbagai program pendampingan berkelanjutan, mulai dari penyediaan bibit unggul, pelatihan teknis bagi petani, hingga pemanfaatan teknologi pertanian modern.
Ilham juga menekankan pentingnya kesiapan petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin tidak menentu.
Menurutnya, adaptasi terhadap kondisi cuaca, pemanfaatan teknologi irigasi hemat air, serta perencanaan pola tanam yang tepat menjadi kunci untuk mempertahankan bahkan meningkatkan hasil panen di masa mendatang.
Dengan pencapaian ini, Banyuwangi menunjukkan perannya sebagai salah satu lumbung pangan strategis di Jawa Timur.
Peningkatan produksi padi dan jagung tidak hanya memperkuat ketahanan pangan daerah, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas pasokan pangan nasional.***