UMKMJATIM.COM – Musim panen raya padi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada tahun 2025 ini membawa kebahagiaan tersendiri bagi para petani.
Mereka merasa bersyukur karena harga gabah yang mereka hasilkan mencapai angka yang tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Seorang petani dari Desa Karang Semanding, Kecamatan Balung, Kuseno, menyampaikan rasa syukurnya.
Ia menilai bahwa hasil panen kali ini tidak hanya memuaskan dari sisi kuantitas, tetapi juga memberikan keuntungan besar karena harga gabah yang fantastis.
Menurut Kuseno, kondisi ini sangat berbeda dengan tahun-tahun lalu ketika harga gabah sering kali rendah sehingga menyulitkan petani.
Petani lain dari Desa Karang Duren, Kecamatan Balung, Paenah, juga mengungkapkan hal yang sama.
Menurutnya, hasil panen di wilayah Jember selatan menunjukkan kualitas yang sangat baik.
Ia menambahkan bahwa padi yang ditanam bersama petani lainnya tumbuh dengan subur dan menghasilkan bulir bernas yang dihargai tinggi di pasaran.
Saat ini harga gabah kering sawah (GKS) di Jember berada di kisaran Rp7.500 per kilogram.
Angka tersebut memberi harapan baru bagi petani agar tren harga bisa tetap bertahan, bahkan meningkat pada musim panen berikutnya.
Para petani di Jember menanam berbagai varietas padi seperti Padi 32, Padi 49, dan Mapan 05. Ketiga varietas tersebut dikenal memiliki produktivitas tinggi dan kualitas gabah yang baik.
Kombinasi antara pemilihan varietas unggul dan kerja keras petani membuat hasil panen kali ini sangat memuaskan.
Penghargaan terhadap jerih payah petani juga dirasakan semakin nyata.
Upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dianggap membantu petani mendapatkan keuntungan yang lebih layak dibandingkan sebelumnya.
Meskipun hasil panen memuaskan, perjalanan petani untuk sampai pada titik ini tidaklah mudah.
Budidaya padi selalu penuh tantangan, terutama dari ancaman hama seperti wereng, walang sangit, maupun serangan bakteri Xanthomonas.
Untuk menjaga agar tanaman tetap produktif, petani harus melakukan berbagai upaya pencegahan, mulai dari penggunaan insektisida hingga perawatan intensif di sawah.
Tantangan tersebut bukan hanya membutuhkan tenaga ekstra, tetapi juga modal tambahan.
Petani kerap harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk melawan serangan hama agar tanaman tetap sehat.
Namun berkat usaha yang gigih, hasil panen kali ini benar-benar membuahkan hasil yang membanggakan.
Kenaikan harga gabah tahun ini menjadi kabar gembira sekaligus penyemangat bagi petani Jember.
Mereka berharap harga yang baik dapat terus berlanjut, sehingga kesejahteraan petani semakin meningkat.
Dengan dukungan pemerintah, pemilihan varietas unggul, serta kerja keras dalam menjaga tanaman, sektor pertanian padi di Jember diyakini akan terus berkembang.
Panen raya tahun 2025 pun menjadi bukti bahwa perjuangan panjang petani akhirnya terbayar.
Gabah yang berkualitas dengan harga tinggi tidak hanya menumbuhkan rasa syukur, tetapi juga memberi optimisme baru bagi masa depan pertanian di Kabupaten Jember.***