UMKMJATIM.COM – Ketersediaan cabai di Kabupaten Kediri mengalami peningkatan signifikan pada Jumat (12/9/2025).
Menurut laporan Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI), pasokan Cabai Merah Besar (CMB) yang sebelumnya hanya 6 ton bertambah menjadi 10 ton. Lonjakan suplai ini langsung memengaruhi harga jual di Pasar Induk Pare, menyebabkan sebagian varietas CMB turun.
APCI melaporkan bahwa hampir semua varietas CMB mengalami penurunan harga.
Varietas Gada MK yang sehari sebelumnya Rp24.000/kg kini turun Rp3.000 menjadi Rp21.000/kg.
Varietas Imola juga melemah Rp3.000 dari Rp22.000/kg menjadi Rp19.000/kg.
Varietas Sandi 08 turun Rp2.000 dari Rp20.000/kg menjadi Rp18.000/kg.
Penurunan ini terjadi karena jumlah pasokan yang melimpah, terutama dari daerah penghasil utama seperti Kediri, Malang, Blitar, dan Jember.
Berbeda dengan CMB, harga Cabai Rawit Merah (CRM) justru melonjak.
Varietas Brengos 99 naik cukup tajam Rp5.000 dari Rp24.000/kg menjadi Rp29.000/kg.
Varietas Asmoro 043 ikut terkerek Rp5.000 dari Rp22.000/kg menjadi Rp27.000/kg.
Varietas Prentol/Tumi 99 mengalami kenaikan Rp3.000 dari Rp19.000/kg menjadi Rp22.000/kg.
Menurut Ketua APCI Kediri, Suyono, kondisi ini dipengaruhi perbedaan ketersediaan pasokan.
Ia menyebutkan, walaupun CMB mengalami surplus, CRM justru terbatas sehingga mendorong harga naik.
Sementara itu, harga Cabai Merah Keriting (CMK) tidak mengalami perubahan.
Varietas Boos Tavi tetap di Rp30.000/kg.
Varietas Sibad masih bertahan di Rp28.000/kg.
Kestabilan harga CMK dinilai positif bagi pasar, mengingat jenis ini juga memiliki permintaan tinggi di Jabodetabek dan industri.
Selain laporan harga, APCI juga merinci alur distribusi cabai ke berbagai daerah. Dari Pasar Induk Pare:
Cabai Merah Keriting dikirim sebanyak 0,7 ton ke wilayah Jabodetabek.
Cabai Rawit Merah mencapai 1,5 ton untuk Jabodetabek dan 4 ton tambahan untuk wilayah Kalimantan.
Cabai Merah Besar sebagian besar, yaitu 6,5 ton, diserap oleh industri.
Sementara pasokan yang masuk ke Kediri tercatat:
CMB sebanyak 10 ton dari Kediri, Malang, Blitar, dan Jember.
CMK sebesar 2 ton dari Kediri dan Jember.
CRM mencapai 14 ton dari Kediri, Malang, dan Jombang.
Fluktuasi harga cabai pada September 2025 ini menunjukkan dinamika pasar yang dipengaruhi langsung oleh volume pasokan.
Surplus CMB menekan harga, sementara keterbatasan CRM justru membuat harganya naik.
Dengan distribusi yang tersebar hingga Jabodetabek dan Kalimantan, Kediri kembali menegaskan posisinya sebagai salah satu sentra cabai utama di Indonesia.***