UMKMJATIM.COM – Harga beberapa komoditas cabai di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, pada Sabtu (13/9/2025) tercatat mengalami lonjakan.
Berdasarkan data Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, peningkatan harga terutama terjadi pada jenis cabai merah keriting (CMK) dan cabai rawit merah (CRM).
Permintaan yang meningkat menjadi salah satu faktor utama kenaikan harga, meskipun pasokan cabai rawit dan cabai keriting dari daerah sekitar masih relatif stabil.
Varietas cabai merah keriting (CMK) menunjukkan kenaikan cukup signifikan. Harga Boos Tavi yang sebelumnya Rp30.000 per kilogram naik Rp5.000 menjadi Rp35.000.
Sementara itu, varietas Sibad juga mengalami peningkatan dari Rp28.000 menjadi Rp33.000 per kilogram.
Kenaikan pada kedua varietas tersebut menegaskan tingginya minat pasar terhadap cabai keriting, yang sering digunakan sebagai bahan masakan dengan tingkat kepedasan sedang dan tekstur khas.
Selain cabai keriting, jenis cabai rawit merah (CRM) juga mengalami lonjakan harga. Varietas Brengos 99 naik dari Rp29.000 menjadi Rp32.000 per kilogram.
Varietas Asmoro 043 meningkat Rp4.000, dari Rp27.000 menjadi Rp31.000 per kilogram. Sedangkan varietas Prentol/Tumi 99 naik Rp3.000, dari Rp22.000 menjadi Rp25.000 per kilogram.
Kenaikan harga ini menunjukkan tingginya kebutuhan cabai rawit merah di pasar, terutama karena cabai jenis ini menjadi pilihan utama untuk memberikan rasa pedas yang kuat pada masakan.
Berbeda dengan cabai keriting dan rawit, harga cabai merah besar (CMB) masih bertahan di level sebelumnya.
Varietas Gada MK dipatok Rp21.000 per kilogram, varietas Imola Rp19.000 per kilogram, dan varietas Sandi 08 berada di harga Rp18.000 per kilogram.
Meski tidak mengalami kenaikan, cabai merah besar tetap menjadi komoditas penting, terutama untuk kebutuhan industri makanan dalam jumlah besar.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menyampaikan bahwa kenaikan harga hanya terjadi pada cabai keriting dan cabai rawit merah.
Ia menekankan, harga cabai besar masih stabil, begitu juga dengan pasokannya. Menurutnya, fluktuasi harga cabai tetap bergantung pada kondisi pasar, terutama tingkat permintaan konsumen.
Dari sisi distribusi, Pasar Induk Pare mengirimkan cabai merah keriting sebanyak 0,4 ton dan cabai rawit merah 1,5 ton ke wilayah Jabodetabek.
Sementara itu, serapan industri mencapai 7 ton cabai merah besar dan 3 ton cabai rawit merah.
Selain itu, ada pengiriman cabai rawit merah ke Kalimantan dengan jumlah 4 ton. Untuk pasokan, cabai merah besar dipasok dari Kediri, Malang, Blitar, dan Jember dengan total 10 ton.
Cabai merah keriting berasal dari Kediri dan Jember sekitar 1 ton, sedangkan cabai rawit merah dipasok dari Kediri, Malang, dan Jombang sebanyak 14 ton.
Kenaikan harga cabai kali ini diharapkan tidak berlangsung lama, sebab pasokan di tingkat petani masih relatif terjaga.
Namun, dinamika permintaan pasar tetap menjadi faktor utama yang menentukan arah pergerakan harga.
Pemerhati pertanian menyarankan agar distribusi tetap lancar sehingga harga bisa kembali stabil dan tidak membebani konsumen.***