UMKMJATIM.COM – Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, para petani di Desa Pengarangan, Kecamatan Kota Sumenep, mencetak prestasi luar biasa dalam dunia pertanian.
Mereka berhasil menanam padi hingga tiga kali dalam satu tahun, sesuatu yang sebelumnya dianggap mustahil karena keterbatasan air dan kondisi iklim setempat.
Biasanya, petani di daerah ini hanya mampu menanam dua kali setahun, yakni saat musim penghujan dan musim kemarau awal.
Koordinator Penyuluh dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep, Dewo Ringgih, menyebutkan bahwa pencapaian ini merupakan sejarah baru bagi dunia pertanian Madura.
Ia menjelaskan bahwa selama puluhan tahun, pola tanam padi di Sumenep hanya bisa dilakukan dua kali.
Namun, pada tahun 2025, berkat dukungan sarana irigasi, petani mampu menambah satu siklus tanam lagi.
Menurut Dewo, pola tanam biasanya berlangsung pada awal musim penghujan, kemudian dilanjutkan saat musim kemarau.
Dengan adanya tambahan siklus tanam ketiga, hasil produksi padi otomatis meningkat, sehingga berdampak positif pada kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal.
Keberhasilan tanam tiga kali ini tidak lepas dari adanya sistem irigasi perpompaan yang disalurkan ke area persawahan.
Teknologi ini menjamin ketersediaan air meskipun musim kemarau sedang berlangsung.
Pasokan air yang stabil memungkinkan petani tetap dapat mengolah sawah tanpa bergantung sepenuhnya pada curah hujan.
Dewo menambahkan bahwa bantuan infrastruktur irigasi ini telah mengubah wajah pertanian di Desa Pengarangan.
Para petani kini tidak lagi khawatir gagal tanam akibat kekeringan, sehingga produktivitas lahan meningkat secara signifikan.
Pencapaian luar biasa ini diharapkan menjadi role model bagi desa-desa lain di Sumenep maupun daerah sekitarnya.
Dengan strategi yang tepat dan pemanfaatan teknologi sederhana, potensi pertanian lokal bisa dimaksimalkan.
Selain meningkatkan produksi padi, program ini juga berkontribusi langsung terhadap upaya menjaga ketahanan pangan di tingkat daerah.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep mendorong agar keberhasilan di Desa Pengarangan dapat direplikasi di wilayah lain.
Hal ini penting mengingat kebutuhan pangan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk, sementara lahan pertanian semakin terbatas.
Selain berdampak pada ketahanan pangan, keberhasilan tanam tiga kali setahun ini juga membawa pengaruh positif terhadap kondisi ekonomi masyarakat desa.
Petani bisa memperoleh tambahan hasil panen yang signifikan, sehingga pendapatan rumah tangga meningkat.
Keberhasilan ini juga meningkatkan semangat petani untuk terus berinovasi dalam mengelola lahan.
Dengan produktivitas yang meningkat, peluang pasar untuk hasil panen juga semakin terbuka.
Petani tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga, tetapi juga memasok ke pasar lokal, bahkan berpotensi menjangkau pasar di luar wilayah Sumenep.
Keberhasilan petani Desa Pengarangan menanam padi tiga kali setahun menjadi tonggak penting bagi dunia pertanian Sumenep.
Dengan dukungan teknologi irigasi perpompaan, keterbatasan air di musim kemarau bukan lagi hambatan utama.
Inovasi ini membuktikan bahwa dengan kerja keras, kolaborasi, dan dukungan infrastruktur, sektor pertanian mampu menjawab tantangan zaman serta memperkuat kemandirian pangan di tingkat lokal.***