UMKMJATIM.COM – Harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mengalami lonjakan signifikan pada bulan Maulid 2025.
Jika sebelumnya harga stabil di kisaran Rp120 ribu per kilogram, kini pedagang menjualnya dengan harga Rp150 ribu per kilogram.
Artinya, terdapat kenaikan sekitar Rp30 ribu hanya dalam kurun waktu beberapa pekan.
Kenaikan ini berlangsung secara bertahap sejak awal bulan Maulid.
Menurut pedagang, tren semacam ini memang menjadi hal rutin setiap tahunnya.
Namun, tahun ini peningkatannya dinilai lebih tajam dibandingkan periode-periode sebelumnya.
Salah satu pedagang daging di Pasar Anom Baru Sumenep, Haji Enna, menjelaskan bahwa kenaikan harga tidak lepas dari meningkatnya permintaan masyarakat.
Tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai desa dan kota di Sumenep membuat kebutuhan daging sapi melonjak tajam.
Di sisi lain, pasokan dari rumah potong hewan tidak bertambah banyak, sehingga harga terkerek naik sedikit demi sedikit hingga akhirnya menembus Rp150 ribu per kilogram.
Fenomena ini bukan hal baru. Setiap memasuki bulan Maulid, konsumsi daging sapi di Sumenep cenderung naik karena banyak keluarga mengadakan acara syukuran, sedekah, maupun hajatan lain yang membutuhkan bahan pangan tersebut.
Namun, tahun 2025 ini lonjakan permintaan jauh lebih tinggi, sementara pasokan justru terbatas.
Kenaikan harga daging sapi tentu berdampak langsung pada masyarakat. Sejumlah warga mengaku harus menyesuaikan pembelian agar anggaran rumah tangga tidak terlalu berat.
Seperti yang dialami Susi, salah seorang warga Sumenep. Ia mengungkapkan bahwa kenaikan harga cukup memberatkan sehingga terpaksa mengurangi jumlah pembelian.
Meski begitu, ia tetap memilih membeli daging sapi dalam jumlah terbatas karena kebutuhan untuk hajatan dan tradisi Maulid dianggap tidak bisa ditinggalkan.
Hal ini menunjukkan bahwa meski harga naik drastis, permintaan tetap tinggi karena adanya faktor budaya dan religius yang melekat pada masyarakat Madura.
Berdasarkan pantauan pasar, kenaikan harga daging sapi di bulan Maulid bukanlah hal baru.
Setiap tahun, pola yang sama selalu terjadi. Namun, tingginya lonjakan harga pada 2025 menjadi perhatian khusus, mengingat perbedaan kenaikan cukup jauh dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Beberapa pedagang bahkan memprediksi harga akan terus bertahan tinggi hingga akhir bulan Maulid, sebelum kembali stabil setelah perayaan selesai.
Hal ini mengingat pola konsumsi masyarakat yang cenderung menurun setelah rangkaian acara Maulid usai.
Kondisi ini mendorong pemerintah daerah dan dinas terkait untuk mencari solusi agar kenaikan harga tidak semakin memberatkan masyarakat.
Salah satunya adalah dengan memperkuat pasokan dari rumah potong hewan serta melakukan pemantauan harga di pasar tradisional.
Selain itu, upaya pengendalian distribusi juga dianggap penting untuk mencegah spekulasi harga yang dapat merugikan konsumen.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan harga daging sapi di Sumenep dapat kembali stabil setelah puncak perayaan Maulid berakhir.***