UMKMJATIM.COM – Menjelang akhir tahun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang semakin aktif memperluas gerakan pangan murah sebagai strategi menjaga daya beli masyarakat sekaligus menstabilkan harga kebutuhan pokok.
Program ini tidak hanya sekadar menghadirkan pangan murah, tetapi juga difokuskan pada penguatan ketahanan pangan lokal melalui produksi pertanian berkelanjutan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Sampang, Suyono, menuturkan bahwa pihaknya terus mendorong para petani di wilayah tersebut untuk menanam cabai dan sayuran secara konsisten.
Menurutnya, keberlanjutan pasokan menjadi kunci dalam meminimalisir gejolak harga yang kerap terjadi akibat fluktuasi di pasar.
Dengan pasokan yang stabil, harga kebutuhan pangan bisa tetap terjangkau dan masyarakat terlindungi dari potensi lonjakan mendadak.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa strategi ini membantu masyarakat memperoleh pangan berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.
Stok yang memadai ditambah distribusi lancar akan menciptakan ekosistem pangan yang sehat sekaligus menjaga kesejahteraan konsumen di tingkat bawah.
Tidak hanya mengandalkan petani dan program produksi lokal, Pemkab Sampang juga memperkuat pengawasan harga melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Sekretaris Daerah (Sekda) Sampang, Yuliadi Setiawan, menyampaikan bahwa TPID terus melakukan pemantauan di pasar tradisional.
Ia menuturkan, tim rutin turun langsung untuk melakukan pengecekan harga dan mengambil langkah intervensi bila terdapat kenaikan signifikan.
Dengan cara ini, Pemkab berupaya memastikan inflasi di Kabupaten Sampang tetap terkendali sehingga masyarakat tidak terbebani oleh kenaikan harga bahan pokok.
Menurut Yuliadi, Sampang termasuk dalam 93 daerah yang mendapat perhatian khusus terkait harga beras.
Oleh karena itu, intervensi melalui gerakan pangan murah dipandang efektif, terutama dalam menekan harga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Melalui program ini, beras SPHP dapat dijual dengan harga sekitar Rp55 ribu per 5 kilogram, jauh lebih rendah dibanding harga pasar umum.
Program pangan murah yang digencarkan Pemkab Sampang tidak hanya ditujukan sebagai solusi jangka pendek menghadapi inflasi, tetapi juga sebagai model ketahanan pangan berbasis desa.
Harapannya, masyarakat bisa lebih mengandalkan hasil produksi lokal dibanding terus bergantung pada pasokan dari luar daerah.
Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat kemandirian desa, sekaligus memberikan ruang yang lebih luas bagi petani lokal dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.
Dengan harga yang lebih terkendali serta pasokan yang stabil, Pemkab optimis gerakan ini akan menciptakan efek domino positif terhadap perekonomian daerah.
Melalui berbagai upaya tersebut, Pemkab Sampang berkomitmen menjadikan gerakan pangan murah sebagai program berkelanjutan.
Tidak hanya membantu masyarakat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau, tetapi juga memperkuat pondasi ketahanan pangan di tingkat lokal hingga desa.***











