UMKMJATIM.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat dunia usaha dan mendorong semangat kewirausahaan, khususnya di kalangan generasi muda.
Dalam momentum pelaksanaan Indonesia Franchise and Business Expo (IFBEX) 2025, Jawa Timur diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia bagian timur.
Gubernur Jawa Timur, melalui arahannya, menilai bahwa posisi strategis provinsi ini sebagai hub ekonomi kawasan timur Indonesia membuka peluang besar bagi siapa pun yang ingin mengembangkan bisnis.
Dengan kemampuan melayani kebutuhan hingga 19 provinsi, Jawa Timur dinilai memiliki potensi luar biasa untuk menjadi poros perdagangan dan investasi nasional.
Pernyataan tersebut menggambarkan keyakinan bahwa semangat berwirausaha perlu terus ditumbuhkan, terutama di kalangan muda yang menjadi motor penggerak ekonomi masa depan.
Franchise Expert sekaligus Ketua Umum Himpunan Konsultan dan Praktisi Franchise Indonesia (HIKPI), Djoko Kurniawan, menjelaskan bahwa pelaksanaan IFBEX 2025 memiliki konsep yang berbeda dibandingkan pameran bisnis pada umumnya.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada transaksi atau penjualan semata, tetapi juga berfokus pada pembangunan ekosistem bisnis berkelanjutan.
Dalam kegiatan tersebut, peserta tidak hanya dapat memperkenalkan produk, tetapi juga memperoleh pembinaan, mentoring, serta pelatihan bisnis.
Bahkan, panitia juga menyiapkan kompetisi mahasiswa yang bertujuan menggali potensi ide bisnis kreatif dari kalangan muda.
Djoko menegaskan bahwa keberhasilan dunia wirausaha tidak hanya bergantung pada modal, tetapi juga pada literasi bisnis yang kuat.
Ia menilai, masih banyak masyarakat yang belum memahami perbedaan mendasar antara sistem franchise dan kemitraan usaha.
Dari jutaan pelaku usaha di Indonesia, tercatat baru sekitar 200 merek yang memiliki izin resmi franchise dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Dalam penjelasannya, Djoko mengingatkan bahwa waralaba (franchise) memiliki aturan dan legalitas tersendiri yang diatur secara ketat oleh pemerintah.
Karena itu, ia mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap tawaran bisnis yang menjanjikan keuntungan cepat tanpa adanya sistem pembinaan yang jelas.
Menurutnya, banyak pelaku usaha yang tergiur dengan model bisnis instan, padahal keberlanjutan usaha sangat bergantung pada struktur manajemen, pelatihan SDM, serta konsistensi mutu produk.
Ia juga mencontohkan potensi besar dari produk lokal Jawa Timur seperti bakso Malang, rujak cingur Surabaya, hingga pecel Madiun yang sebenarnya memiliki peluang besar untuk dikembangkan menjadi brand nasional.
Dengan pengelolaan profesional melalui sistem franchise, produk-produk lokal tersebut dapat bersaing dengan merek besar di tingkat nasional maupun internasional.
Melalui kegiatan IFBEX 2025, diharapkan terbentuk kolaborasi strategis antara pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan lembaga keuangan dalam memperkuat ekosistem bisnis di Jawa Timur.
Selain menjadi ajang promosi dan jejaring, kegiatan ini juga diharapkan melahirkan wirausaha muda tangguh dan kompetitif yang mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Pemerintah daerah menilai bahwa penguatan sektor franchise dan kemitraan menjadi langkah penting dalam memperluas akses pasar dan memperkuat fondasi ekonomi daerah.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Jawa Timur diharapkan tidak hanya menjadi pusat industri dan perdagangan, tetapi juga menjadi rumah bagi generasi muda penggerak ekonomi masa depan Indonesia.***