UMKMJATIM.COM – Upaya memperkuat sektor ekonomi kreatif di Kabupaten Kediri kembali mendapat dorongan baru setelah pelantikan pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kediri periode 2025–2030.
Ketua Dekranasda yang baru, Eriani Annisa Hanindhito atau akrab disapa Mbak Cicha, menekankan pentingnya strategi terarah untuk meningkatkan kualitas produk kerajinan lokal agar mampu menembus pasar yang lebih luas.
Dalam keterangannya pada Rabu, 12 November 2025, Mbak Cicha menjelaskan bahwa tujuan utama Dekranasda adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi kreatif yang berkelanjutan dan inklusif.
Menurutnya, Kabupaten Kediri memiliki kekayaan budaya dan potensi seni yang melimpah, sehingga sektor kerajinan lokal dapat berkembang menjadi salah satu motor penggerak ekonomi daerah.
Ia menilai, potensi tersebut perlu dikelola dengan pendekatan modern, baik dalam hal desain, pemasaran, maupun pengemasan produk.
Dengan demikian, para pengrajin di Kediri tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga bisa bersaing di pasar nasional bahkan internasional.
Lebih lanjut, Mbak Cicha berharap Dekranasda Kediri menjadi wadah kolaborasi lintas sektor, yang melibatkan pemerintah daerah, pelaku UMKM, komunitas kreatif, serta lembaga pendidikan.
Kolaborasi ini dinilai penting untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif yang kuat dan adaptif terhadap perubahan zaman.
“Melalui sinergi berbagai pihak, para pengrajin bisa mendapatkan akses terhadap pelatihan, riset, serta pendampingan yang berkesinambungan,” ujarnya dalam kesempatan tersebut.
Sementara itu, Ketua Harian Dekranasda Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menambahkan bahwa pelantikan pengurus Dekranasda kali ini bertepatan dengan penyelenggaraan Kediri Fashion Batik Festival (KSBF) 2025.
Acara tahunan ini menjadi ajang bagi para pengrajin dan desainer lokal untuk menampilkan karya terbaiknya.
Tutik menjelaskan, KSBF bukan sekadar ajang pameran batik, tetapi juga wadah pengembangan kreativitas dan inovasi bagi pelaku industri kreatif.
Menurutnya, pemerintah daerah tetap berkomitmen memberikan dukungan dan pendampingan kepada para pengrajin meskipun dalam kondisi efisiensi anggaran.
Ia menyebut bahwa sejumlah karya batik yang dipamerkan tahun ini merupakan hasil riset dan eksplorasi budaya masa lampau.
Proses tersebut membuktikan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan inovasi modern dalam dunia fashion.
“Artinya, kreativitas para pengrajin dan kreator di Kediri terus tumbuh dari waktu ke waktu,” ujar Tutik.
Selain itu, Tutik menuturkan bahwa Dekranasda Kediri akan terus mendorong peningkatan kualitas hasil kriya lokal dan memperluas ruang promosi produk.
Ia menargetkan dalam satu tahun, produk kerajinan unggulan Kediri bisa tampil di dua ajang nasional, termasuk Inacraft, pameran kerajinan terbesar di Indonesia yang digelar di Jakarta.
Menurutnya, partisipasi dalam pameran skala nasional menjadi langkah strategis untuk memperkenalkan produk Kediri ke pasar yang lebih luas sekaligus membuka peluang kemitraan bisnis baru.
Melalui sinergi antara Dekranasda, pemerintah, dan pelaku industri kreatif, Kabupaten Kediri diharapkan mampu memperkuat posisinya sebagai pusat ekonomi kreatif yang berakar pada budaya lokal namun memiliki daya saing global.***











