UMKMJATIM.COM – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Bojonegoro menerima kunjungan kerja dari Dekranasda Kabupaten Jepara pada Kamis (27/11/2025).
Pertemuan ini tidak sekadar agenda silaturahmi, tetapi juga menjadi langkah strategis kedua daerah dalam memperkuat kerja sama serta merespons tantangan industri kerajinan di tengah era digital yang semakin kompetitif.
Melalui forum ini, kedua pihak berkomitmen saling bertukar gagasan, pengalaman, dan strategi dalam mengembangkan ekosistem kerajinan yang berkelanjutan.
Dalam kunjungan tersebut, Ketua Dekranasda Jepara, Laila Saidah Witiarso Utomo, menyampaikan apresiasinya terhadap perkembangan sektor kerajinan di Kabupaten Bojonegoro.
Ia menilai bahwa berbagai potensi kerajinan lokal yang dimiliki Bojonegoro dapat terus dikembangkan sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Menurutnya, ada sejumlah tantangan besar yang harus dihadapi bersama untuk memajukan industri kerajinan, di antaranya peningkatan kapasitas sumber daya manusia,
penguatan inovasi, perbaikan regulasi, optimalisasi pemasaran, serta pembangunan komunitas perajin yang solid.
Ia menegaskan bahwa sinergi antardaerah menjadi kunci agar perajin mampu bertahan dan berkembang. “Tantangan utama ke depan adalah penguatan SDM, inovasi, pemasaran, regulasi, dan komunitas. Kami ingin saling belajar agar kerajinan semakin berdaya saing dan berdampak pada ekonomi masyarakat,” ujar Laila dalam kesempatan tersebut.
Di sisi lain, Bojonegoro juga menegaskan komitmennya untuk membuka ruang kolaborasi yang lebih luas.
Ketua Dekranasda Bojonegoro, Cantika Wahono, menyatakan bahwa pihaknya terus menyiapkan berbagai langkah penguatan perajin lokal.
Ia memaparkan sejumlah program strategis, mulai dari pengembangan sentra kerajinan sebagai pusat produksi dan inovasi, penyelenggaraan bimbingan teknis dan pelatihan peningkatan keterampilan,
proses kurasi ketat terhadap produk yang akan dipasarkan, hingga peningkatan akses pemasaran melalui ruang publik maupun platform digital.
Cantika menekankan bahwa pembinaan tidak hanya difokuskan pada peningkatan kualitas produk, tetapi juga pada kesiapan pelaku usaha dalam memahami tren pasar modern.
Dengan demikian, perajin tidak hanya mampu menghasilkan karya yang menarik, tetapi juga memiliki keunggulan kompetitif baik dari segi desain, kemasan, maupun nilai jual.
Dukungan terhadap sektor kerajinan juga datang dari Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker), Amir Syahid, memaparkan bahwa dari sekitar 11 ribu UMKM yang terdata di Bojonegoro,
terdapat 2.030 unit usaha yang dinilai siap mendukung pertumbuhan industri kecil.
Salah satu langkah utama yang dilakukan pemkab adalah kurasi produk untuk memastikan hanya produk berkualitas yang mendapatkan kesempatan masuk pasar.
Amir menambahkan bahwa penguatan UMKM tidak bisa dilepaskan dari proses pendampingan yang berkelanjutan.
Ia menilai bahwa kerja sama dengan daerah lain seperti Jepara dapat membuka wawasan baru bagi perajin Bojonegoro dalam meningkatkan kreativitas dan efisiensi produksi.
Pemerintah daerah juga terus memperluas akses pemasaran, baik melalui pameran, event lokal, hingga kerja sama dengan berbagai sektor.
Kunjungan kerja ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antardaerah diperlukan untuk memperkuat pondasi industri kreatif.
Dengan sinergi yang terbangun antara Bojonegoro dan Jepara, diharapkan produk kerajinan lokal dapat tumbuh lebih kompetitif dan mampu beradaptasi dengan tuntutan pasar modern.
Kerja sama ini juga menjadi peluang besar bagi para perajin untuk terus berkembang, menghadirkan inovasi, serta meningkatkan kesejahteraan melalui produk kerajinan yang bernilai tinggi.***











