UMKMJATIM.COM – Festival Ekspor Jawa Timur 2025 menjadi panggung penting bagi pelaku UKM daerah untuk menembus pasar internasional.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, empat UKM ekspor asal Jawa Timur resmi menandatangani hasil Business Matching dengan Atase Perdagangan Malaysia.
Kesepakatan ini dinilai sebagai pencapaian strategis karena total nilai kerja sama yang dibukukan mencapai Rp3,95 triliun.
Komoditas yang disepakati pun beragam, mulai dari kerajinan, produk rumah tangga, hingga komoditas herbal dan pangan olahan.
Kesepakatan terbesar dalam agenda tersebut ditandatangani oleh Sang Bamboo bekerja sama dengan Cemara Ayu SDN BHD.
Kedua pihak menyepakati ekspor komoditas kerajinan berupa topi dan anyaman pandan dengan nilai fantastis, yakni Rp3,9 triliun.
Produk anyaman asal Jawa Timur ini dinilai memiliki kualitas tinggi dan daya tarik estetika yang kuat sehingga berpotensi masuk ke segmen pasar premium di Malaysia.
Kerja sama tersebut juga mencerminkan tingginya permintaan pasar internasional terhadap produk kerajinan berbahan alami.
Kerja sama kedua dicapai oleh Dona Doni dengan Cemara Ayu SDN BHD untuk komoditas keranjang handuk bernilai Rp44 juta.
Meski tidak sebesar kontrak pertama, produk kerajinan rumah tangga ini memiliki prospek ekspor yang menjanjikan, terutama untuk memenuhi kebutuhan ritel modern di Malaysia.
Produk keranjang yang dibuat UKM lokal ini dipuji karena kualitas finishing-nya yang rapi dan desain yang sesuai tren pasar.
Sektor pangan olahan pun tidak ketinggalan. CV Temon Agro menjadi UKM ketiga yang menandatangani kesepakatan ekspor, kali ini bersama Orient Biotech BHD.
Komoditas yang diekspor adalah gula aren dengan nilai kontrak mencapai Rp198 juta.
Gula aren menjadi salah satu produk unggulan karena tergolong natural sweetener atau pemanis alami yang permintaannya terus meningkat, terutama di kalangan konsumen yang peduli kesehatan.
Stabilnya kebutuhan pasar global terhadap komoditas ini membuatnya memiliki peluang ekspor yang berkelanjutan.
Kesepakatan keempat dilakukan oleh PT Grow Artha Rimpang dengan Nad Masroni untuk komoditas minuman herbal seduhan senilai Rp77,7 juta.
Produk ini masuk dalam kategori komoditas kesehatan, sebuah segmen yang pertumbuhannya meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Konsumen Malaysia menaruh perhatian besar pada produk herbal karena dianggap lebih alami dan aman, sehingga peluang ekspor komoditas ini semakin terbuka lebar.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian ini.
Dalam rilis resmi yang disampaikan pada Kamis (27/11/2025), beliau menyatakan bahwa keberhasilan tersebut merupakan hadiah berharga bagi Jawa Timur dan seluruh Industri Kecil Menengah (IKM) yang terlibat.
Khofifah menekankan bahwa sinergi antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan sektor internasional menjadi faktor kunci dalam keberhasilan ekspor ini.
Selain membuka pasar internasional yang lebih luas bagi UKM Jawa Timur, kerja sama ini juga memperkuat hubungan perdagangan antara provinsi tersebut dan Malaysia.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menegaskan komitmennya untuk terus memberikan fasilitas dan membuka peluang kerja sama lanjutan, sehingga lebih banyak UKM lokal dapat menembus pasar global.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi pemicu semangat bagi pelaku usaha lainnya untuk meningkatkan kualitas produk, memperluas jejaring bisnis, dan mengoptimalkan potensi ekspor.
Dengan dukungan pemerintah dan tingginya permintaan pasar global, UKM Jawa Timur berpeluang semakin berkembang dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian daerah.***











