UMKMJATIM.COM – enjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok biasanya mengalami peningkatan yang signifikan.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga sekaligus memastikan pasokan pangan tetap terkendali, Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) II Bojonegoro bersama Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Dinas Ketahanan Pangan,
Pertanian dan Perikanan (DKP2P) menyelenggarakan Gerakan Pangan Murah (GPM) pada 3–4 Desember 2025.
Kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam mengamankan distribusi dan ketersediaan pangan jelang momentum hari besar nasional.
Kepala Bidang Pembangunan Ekonomi Bakorwil II Bojonegoro, Johan Fitriadi, menegaskan bahwa GPM merupakan bentuk komitmen serius pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan dan meringankan beban masyarakat.
Menurutnya, program ini dirancang agar masyarakat dapat memperoleh kebutuhan harian dengan harga lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas.
“Program ini merupakan bentuk upaya dari pemerintah untuk membantu masyarakat. Kami ingin beban pengeluaran rumah tangga dapat berkurang, sekaligus menjaga harga di tingkat konsumen tetap terkendali,” ujar Johan pada Jumat (5/12/2025).
Johan menambahkan bahwa tujuan GPM tidak sebatas mengendalikan harga, tetapi juga memperkuat aktivitas perekonomian lokal.
Kolaborasi antara pemerintah daerah, UMKM, dan pelaku usaha pangan dinilai mampu menciptakan sirkulasi ekonomi yang lebih sehat.
Menurutnya, antusiasme warga terhadap gelaran GPM menunjukkan bahwa program ini benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.
“Kami mengapresiasi dukungan Pemkab Tuban dan para pelaku UMKM dalam kegiatan ini. Minat belanja warga juga sangat tinggi, ini menunjukkan bahwa program GPM benar-benar bermanfaat,” jelasnya.
Salah satu daya tarik utama GPM adalah selisih harga yang lebih rendah dibandingkan harga pasar umum.
Sejumlah komoditas penting seperti beras Bulog, beras premium, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, bawang merah, bawang putih, hingga aneka hasil olahan perikanan ditawarkan dengan potongan harga sekitar Rp3.000 lebih murah.
Kebijakan ini membuat masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dapur mereka tanpa kesulitan, terutama pada momen pergantian tahun ketika konsumsi cenderung meningkat.
Tidak hanya itu, GPM juga memberikan ruang bagi produk-produk UMKM lokal untuk tampil dan mendapatkan pasar yang lebih luas.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah berbasis pemberdayaan pelaku usaha kecil.
Produk olahan pangan, camilan, hasil pertanian lokal, hingga produk kreatif ditampilkan dalam kegiatan tersebut, menjadikannya wadah interaksi antara produsen dan konsumen secara langsung.
Johan menekankan bahwa keberadaan GPM tidak hanya memberikan manfaat bagi konsumen, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi bagi pelaku usaha lokal.
“Melalui Gerakan Pangan Murah ini, masyarakat tidak hanya memperoleh kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, tetapi juga turut mendukung perputaran ekonomi daerah melalui produk-produk lokal yang ditawarkan,” ujarnya.
Dengan pelaksanaan GPM yang berjalan sukses, pemerintah berharap kegiatan semacam ini dapat terus dilakukan secara berkala sebagai bagian dari strategi stabilisasi harga dan penguatan ketahanan pangan.
Selain menjaga pasokan dan harga pangan, program ini juga menjadi bukti nyata kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi dinamika kebutuhan masyarakat menjelang hari besar keagamaan dan libur panjang akhir tahun.***











