UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jawa Timur memperkirakan bahwa ekonomi provinsi ini akan tetap berada dalam kondisi yang kuat sepanjang tahun 2025.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di kisaran 4,7% hingga 5,5%, mencerminkan stabilitas ekonomi yang terus terjaga.
Dalam acara Media Briefing 2025 yang digelar pada Jumat, 7 Februari 2025, Kepala BI Perwakilan Jawa Timur, Erwin Hutapea,
menyoroti pentingnya strategi yang tepat serta sinergi antara berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ia menekankan bahwa upaya kolaboratif ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Pertumbuhan Kredit dan Sektor Ritel
BI Jawa Timur mencatat adanya peningkatan pada sektor keuangan daerah ini.
Kredit konsumsi pada triwulan pertama 2025 mengalami pertumbuhan sebesar 4,89% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai 3,45%.
Selain itu, penjualan ritel di Jawa Timur juga menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan sebesar 3,45% (yoy) pada triwulan I 2025, meningkat dibandingkan dengan 2,03% (yoy) pada triwulan IV 2024.
Kenaikan ini mengindikasikan meningkatnya daya beli masyarakat serta optimisme terhadap kondisi ekonomi regional.
Strategi Penguatan Ekonomi Jawa Timur
Untuk menjaga momentum pertumbuhan, BI Jawa Timur telah menyusun sejumlah strategi utama yang difokuskan pada beberapa sektor kunci.
Strategi pertama adalah penguatan sektor unggulan, yang mencakup pengembangan industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian.
BI juga mendorong optimalisasi industri smelter di Gresik, khususnya dalam bidang pengolahan emas dan produk kimia.
Selain itu, BI menargetkan pengembangan sumber pertumbuhan baru, termasuk hilirisasi industri dan peningkatan sektor pariwisata.
Ekonomi hijau dan biru juga mulai diterapkan guna mendukung keberlanjutan lingkungan serta menjaga keseimbangan ekosistem dalam pembangunan ekonomi.
Pada sektor infrastruktur, penyelesaian Jalur Lintas Selatan (JLS) menjadi prioritas untuk meningkatkan akses ke destinasi wisata di wilayah selatan Jawa Timur.
Di sisi lain, pengembangan infrastruktur transportasi, termasuk percepatan jalur rel ganda serta pembangunan pelabuhan strategis, turut menjadi bagian dari upaya mempercepat konektivitas antarwilayah.
Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi 2024
Secara tahunan, ekonomi Jawa Timur tumbuh sebesar 4,93% pada 2024, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 4,95%.
Konsumsi swasta menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini, terutama akibat adanya penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada.
Selain itu, investasi juga meningkat berkat keberadaan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan proyek-proyek swasta lainnya.
Pabrik kimia serta fasilitas pengolahan logam mulia di Gresik menjadi contoh investasi yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah ini.
Kinerja Sektor Perbankan
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Timur, Yunita Linda Sari, melaporkan bahwa sektor perbankan di provinsi ini mengalami pertumbuhan yang cukup solid sepanjang 2024.
Kredit perbankan tumbuh 8,04% (yoy) hingga mencapai Rp614 triliun, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 4,73% (yoy) menjadi Rp790 triliun.
Dari sisi stabilitas perbankan, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) tercatat menurun menjadi 2,88%, sedangkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) tetap kuat di level 29,58%.
Yunita menjelaskan bahwa sektor perbankan di Jawa Timur menunjukkan pertumbuhan yang sehat dengan likuiditas yang terjaga serta peningkatan kualitas aset.
OJK berkomitmen untuk terus mendorong inklusi keuangan agar semakin luas dan berdaya saing.
Realisasi Anggaran dan Keuangan Negara
Di sektor keuangan negara, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, Dudung Rudi Hendratna, menyampaikan bahwa hingga akhir 2024, belanja APBN di provinsi ini mengalami pertumbuhan yang cukup kuat.
Peningkatan sebesar 13,74% tercatat pada belanja kementerian/lembaga, sejalan dengan upaya pemerintah dalam optimalisasi APBN sebagai shock absorber,
terutama untuk bidang infrastruktur, bantuan sosial, serta persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.
Selain itu, Dudung menegaskan bahwa setiap alokasi APBN di Jawa Timur telah dimanfaatkan secara maksimal guna mendukung pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pendapatan dari pajak, kepabeanan, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga tercatat melebihi target yang ditetapkan.
Kepercayaan Masyarakat terhadap Perbankan
Dari sisi perlindungan simpanan, Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) II Jawa Timur, Bambang S. Hidayat,
menegaskan bahwa lembaganya telah menjamin lebih dari 608 juta rekening simpanan di bank umum serta 15,8 juta rekening di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Jumlah ini mencakup 99,9% dari total rekening yang ada di Jawa Timur.
Bambang menambahkan bahwa LPS terus berkomitmen dalam menjaga stabilitas sistem perbankan melalui mekanisme penjaminan simpanan,
yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan.
Kepercayaan ini dinilai sebagai faktor kunci dalam menjaga stabilitas keuangan daerah.
Secara keseluruhan, prospek ekonomi Jawa Timur pada 2025 tetap positif dengan tingkat pertumbuhan yang stabil.
Berbagai strategi telah disiapkan untuk memastikan keberlanjutan pertumbuhan, mulai dari penguatan sektor unggulan, pengembangan sumber pertumbuhan baru, hingga peningkatan infrastruktur.
Dukungan dari sektor perbankan serta pengelolaan APBN yang optimal menjadi faktor utama dalam menjaga momentum ekonomi.
Dengan strategi yang terarah dan sinergi antara pemerintah, perbankan, serta pelaku usaha, diharapkan Jawa Timur terus memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di tahun-tahun mendatang.***