UMKMJATIM.COM – Diberitakan, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, melalui Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Kepung, aktif melakukan pendampingan kepada petani dalam proses penyerapan hasil panen padi oleh Perum Bulog.
Upaya ini bertujuan untuk memastikan hasil panen petani terserap dengan harga yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Aris Dwi Santoso, selaku Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Kepung, Kabupaten Kediri,
mengungkapkan bahwa pihaknya memberikan sosialisasi kepada petani mengenai harga serap Gabah Kering Panen (GKP) yang ditetapkan oleh Perum Bulog, yaitu sebesar Rp6.500 per kilogram.
Harga tersebut berlaku untuk gabah dengan kadar air maksimal 25% serta kadar hampa tidak lebih dari 10%.
Ia juga menyampaikan bahwa sosialisasi mengenai panen, khususnya padi, mulai gencar dilakukan.
Ia turut mengawal proses penyerapan gabah oleh Bulog di Desa Brumbung serta memberikan informasi kepada petani di Desa Keling yang memiliki lahan padi luas.
Menurutnya, petani diimbau untuk tidak menjual gabah ke tengkulak jika harganya lebih rendah dari harga pembelian pemerintah (HPP), karena mereka dapat bekerja sama langsung dengan Bulog.
Harga pembelian gabah sebesar Rp6.500 per kilogram tersebut merupakan HPP yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2025.
Dengan adanya kebijakan ini, diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat dan mereka tidak mengalami kerugian akibat harga yang terlalu rendah di pasaran.
Sementara itu, Supriantoko, selaku Koordinator BPP Kepung, Kabupaten Kediri, mengungkapkan bahwa petani di wilayah Kecamatan Kepung memberikan respon positif terhadap kebijakan serapan gabah yang dilakukan oleh Perum Bulog.
Ia menambahkan bahwa pada tahun ini, Bulog telah turun langsung ke lapangan untuk membeli gabah dari petani di lokasi panen.
Menurutnya, harga pembelian sebesar Rp6.500 per kilogram yang dilakukan langsung di lahan panen menjadi kabar baik bagi petani.
Ia mengungkapkan bahwa sebelumnya petani harus menjual hasil panen mereka kepada tengkulak dengan harga yang lebih rendah, yaitu di bawah Rp6.000 per kilogram.
Dengan adanya keterlibatan Bulog, diharapkan pendapatan petani bisa lebih stabil dan tidak mengalami penurunan harga yang signifikan.
Lebih lanjut, Supriantoko menekankan pentingnya penggunaan benih unggul dan penerapan metode budidaya yang baik agar hasil panen lebih optimal.
Ia mengingatkan para petani tanaman pangan, terutama padi dan jagung, untuk memperhatikan setiap tahapan budidaya mulai dari persiapan lahan hingga penggunaan pupuk secara berimbang.
Dengan menerapkan teknik yang tepat, diharapkan produksi pertanian di wilayah tersebut dapat terus meningkat dan memberikan hasil yang lebih maksimal bagi petani.***