UMKMJATIM.COM – Musim panen jagung di Kabupaten Sumenep, Madura, telah dimulai sejak awal Februari 2025.
Para petani di wilayah tersebut merasakan peningkatan signifikan dalam hasil panen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Salah satu petani yang merasakan manfaat ini adalah Jeki, warga Desa Ganding berusia 53 tahun.
Jeki mengungkapkan bahwa hasil panen jagung tahun ini mengalami lonjakan yang cukup menggembirakan.
Jika pada musim panen sebelumnya ia hanya berhasil mengumpulkan sekitar 1 ton jagung, kali ini hasil panennya mencapai sekitar 1,5 ton.
Peningkatan tersebut, menurutnya, memberikan harapan lebih baik bagi kesejahteraan petani.
Menurut Jeki, keberhasilan musim panen kali ini tidak lepas dari berbagai faktor pendukung yang saling berkaitan.
Persiapan lahan yang matang, penggunaan benih berkualitas, serta kondisi cuaca yang mendukung menjadi elemen penting dalam peningkatan produksi jagung di daerahnya.
Selain itu, ketersediaan air yang mencukupi selama masa tanam turut memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
Lebih lanjut, Jeki menjelaskan bahwa ketersediaan modal dan pupuk yang tepat waktu serta dalam jumlah yang memadai juga menjadi faktor penentu dalam mencapai hasil panen yang optimal.
Dengan adanya dukungan tersebut, petani dapat melakukan perawatan tanaman dengan lebih baik dan menghindari risiko penurunan produktivitas.
Selain aspek-aspek tersebut, minimnya serangan hama dan penyakit tanaman tahun ini juga memberikan dampak positif pada hasil panen.
Para petani di Desa Ganding mendapatkan pelatihan mengenai cara membasmi hama secara efektif menggunakan pestisida dan obat-obatan yang tepat.
Pendekatan ini terbukti mampu menekan potensi kerusakan tanaman akibat serangan hama seperti ulat grayak, belalang, dan kutu daun yang biasanya menjadi ancaman utama bagi tanaman jagung di wilayah tersebut.
Dari sisi harga, Jeki menyebutkan adanya kenaikan yang cukup signifikan.
Harga jual jagung yang sebelumnya berada di kisaran Rp 3.800 per kilogram kini meningkat menjadi Rp 4.400 per kilogram.
Kondisi ini tentu memberikan keuntungan tambahan bagi petani, seiring dengan meningkatnya hasil panen yang diperoleh.
Dengan peningkatan produksi dan harga jual yang lebih baik, Jeki berharap kondisi ini dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan para petani di wilayahnya.
Selain itu, ia juga menginginkan agar hasil panen yang melimpah mampu mendukung peningkatan stok pangan lokal dan turut serta dalam mewujudkan program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah.
Secara keseluruhan, musim panen jagung di Sumenep tahun ini memberikan angin segar bagi para petani.
Peningkatan produksi, ditambah dengan harga jual yang menguntungkan, menjadi kombinasi ideal untuk memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat tani di wilayah tersebut.
Dukungan dari berbagai pihak, baik dalam penyediaan modal, pupuk, maupun pelatihan teknis, diharapkan terus berlanjut agar keberhasilan ini dapat dipertahankan di masa mendatang.
Melihat perkembangan positif ini, banyak pihak optimistis bahwa sektor pertanian, khususnya komoditas jagung, akan terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat di Kabupaten Sumenep.***