UMKMJATIM.COM – Dalam rangka menyukseskan ketahanan pangan yang berkelanjutan, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tuban meluncurkan program inovatif bertajuk “Ansor Agripreneur: Patriot Ketahanan Pangan”.
Inisiatif ini menjadi salah satu upaya konkret dalam mendorong keterlibatan generasi muda dalam sektor pertanian dan peternakan, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Abdul Muiz, Ketua PC GP Ansor Tuban, menjelaskan bahwa program ini dirancang sebagai langkah strategis untuk memberdayakan para kader Ansor.
Melalui program tersebut, para kader diharapkan dapat menjadi penggerak ekonomi di sektor agribisnis,
tidak hanya sebagai petani atau peternak biasa, tetapi juga sebagai pionir dalam menciptakan nilai tambah dan pemberdayaan masyarakat.
Menurut Abdul Muiz, peran petani muda saat ini bukan sekadar menanam dan memanen hasil pertanian, melainkan juga menjadi garda terdepan dalam menjaga kedaulatan pangan bangsa.
Program Ansor Agripreneur, lanjutnya, tidak hanya berkutat pada aktivitas bercocok tanam, tetapi juga berorientasi pada pengembangan inovasi,
penciptaan nilai ekonomi baru, serta upaya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan pangan.
Program ini menawarkan berbagai pelatihan dan lokakarya yang menyasar generasi muda.
Materi pelatihan mencakup keterampilan bertani modern, teknik peternakan berkelanjutan, hingga manajemen bisnis berbasis agroindustri.
Para peserta juga didorong untuk menciptakan inovasi di bidang pertanian dan peternakan, sehingga mampu meningkatkan nilai tambah produk lokal dan memperluas akses pasar bagi hasil pertanian masyarakat setempat.
Sebagai bentuk sinergi dengan kebijakan pemerintah, PC GP Ansor juga membentuk unit khusus bernama Patriot Ketahanan Pangan. Unit ini dijadwalkan akan diresmikan pada peringatan Hari Lahir ke-91 GP Ansor.
Komandan Satgas Patriot Ketahanan Pangan GP Ansor, Syafiq Syauqi, mengungkapkan bahwa pembentukan unit khusus ini merupakan langkah konkret untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan di tingkat nasional.
Syafiq Syauqi menyatakan bahwa program tersebut sejalan dengan visi pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan yang tidak hanya menjadi tanggung jawab negara, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari masyarakat.
Keterlibatan masyarakat, khususnya generasi muda, dinilai penting untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, berkualitas, dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
Program Ansor Agripreneur dibangun di atas empat pilar utama, yaitu:
• Peningkatan Produksi Pangan Lokal, dengan mendorong penggunaan metode pertanian dan peternakan modern yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
• Diversifikasi Usaha Pertanian, untuk menciptakan variasi produk pertanian yang memiliki nilai jual tinggi dan mampu bersaing di pasar.
• Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Agribisnis, melalui pelatihan kewirausahaan dan manajemen bisnis bagi para petani muda.
• Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi, dengan mengenalkan teknologi tepat guna yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian.
Syafiq berharap melalui penerapan empat pilar tersebut, ketahanan pangan lokal di Kabupaten Tuban dapat semakin diperkuat.
Selain itu, program ini juga diharapkan mampu mencetak generasi petani muda yang tidak hanya kreatif tetapi juga mandiri secara ekonomi.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan program ini akan menjadi bukti nyata bahwa pemuda bukan sekadar pewaris masa depan bangsa,
tetapi juga agen perubahan yang mampu menciptakan masa depan yang lebih baik dengan karya dan inovasi mereka sendiri.
Secara keseluruhan, Ansor Agripreneur menjadi model program pemberdayaan pemuda yang tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, tetapi juga memperhatikan keberlanjutan sosial dan lingkungan.
Melalui sinergi antara pemerintah, organisasi kepemudaan, dan masyarakat, diharapkan ketahanan pangan Indonesia dapat terwujud, dimulai dari skala lokal hingga nasional.***