UMKMJATIM.COM – Bulan Ramadan selalu menjadi momen penuh berkah bagi banyak orang, termasuk bagi Masnia, seorang pengusaha mukena asal Desa Pajaran, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan.
Setiap tahunnya, menjelang Idulfitri, permintaan akan mukena produksinya mengalami lonjakan signifikan.
Tingginya minat masyarakat terhadap mukena buatannya terlihat dari stok yang cepat habis di butik miliknya.
Kondisi ini membuat Masnia harus terus meningkatkan produksi agar dapat memenuhi permintaan pelanggan yang semakin banyak.
Di tengah kesibukannya menjalankan usaha, Masnia mengungkapkan bahwa saat ini ia sedang memproduksi mukena untuk memenuhi pesanan yang terus berdatangan menjelang Lebaran.
Dalam sehari, ia mampu membuat hingga 5 kodi atau sekitar 100 mukena, terutama jenis mukena travelling, yang lebih sederhana karena tidak memerlukan bordir atau sulaman.
Mukena ini dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu antara Rp80.000 hingga Rp100.000 per potong.
Berbeda dengan mukena travelling, mukena premium yang dibuat Masnia diproduksi dalam jumlah lebih terbatas.
Hal ini dikarenakan seluruh proses pengerjaannya dilakukan secara manual, sehingga memerlukan waktu lebih lama.
Mukena jenis ini memiliki harga yang lebih tinggi, yaitu mencapai Rp450.000 per potong.
Menurut Masnia, banyak reseller yang membeli mukena buatannya untuk dijual kembali dengan harga yang bervariasi di pasaran.
Mukena travelling menjadi salah satu produk favorit karena memiliki desain sederhana dengan hiasan renda, sehingga banyak diminati oleh pelanggan.
Dalam menjalankan usaha mukena ini, Masnia tidak bekerja sendirian. Ia dibantu oleh beberapa pekerja yang memiliki tugas masing-masing, mulai dari memotong kain, menjahit, hingga melakukan bordir dan sulam.
Namun, untuk urusan desain dan motif, ia mengaku tetap mengerjakannya sendiri, karena ingin mempertahankan ciri khas dari produknya.
Perjalanan Masnia sebagai pengusaha di bidang busana muslim dimulai pada tahun 2017.
Ia mengawali usahanya setelah mengikuti pelatihan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pasuruan.
Melalui pelatihan tersebut, ia mulai mendapatkan pesanan dan produknya semakin dikenal luas.
Masnia merasa bersyukur atas dukungan yang diberikan oleh Disperindag, yang tidak hanya memberikan pelatihan tetapi juga membantu memperkenalkan produknya kepada pasar yang lebih luas.
Ia menegaskan bahwa ciri khas mukena buatannya terletak pada teknik sulaman yang unik dan dikerjakan dengan detail.
Berkat kerja kerasnya, usaha mukena yang ia rintis sejak 2017 kini berkembang pesat. Masnia mengaku bahwa saat ini omzet yang diperolehnya berkisar antara Rp50 juta hingga Rp70 juta per bulan.
Ia juga berhasil memperluas pasar, tidak hanya di daerah sekitar Pasuruan tetapi juga ke kota-kota besar seperti Surabaya, Malang, Probolinggo, hingga Jakarta dan Aceh.
Dengan pencapaian yang telah diraih, Masnia hanya bisa bersyukur atas hasil dari kerja kerasnya selama ini.
Ramadan benar-benar menjadi momen penuh berkah bagi usahanya, dan ia berkomitmen untuk terus mempertahankan kualitas produknya agar semakin diminati oleh masyarakat.***