UMKMJATIM.COM – Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, menginisiasi pembangunan pabrik etanol dan metanol di Kabupaten Bojonegoro dengan nilai investasi mencapai USD 1,2 miliar atau setara Rp19 triliun. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers yang berlangsung pada Sabtu (7/12/2024).
“Pak Presiden memerintahkan untuk segera membangun industri etanol dan metanol. Karena 80 persen metanol sebagai campuran daripada biodiesel itu kita impor,” ujar Bahlil.
Lokasi Strategis di Kecamatan Gayam
Pabrik tersebut direncanakan berdiri di kawasan peruntukan industri (KPI) Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, dengan luas lahan produksi sekitar 10 hektar. Lokasi ini dipilih karena memenuhi kebutuhan logistik dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung proses produksi.
“Jadi kita akan bangun di Bojonegoro dengan industri kurang lebih sekitar USD 1,2 miliar nilai investasinya,” tambah Bahlil.
Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk pembebasan lahan, termasuk menggunakan lahan Perhutani. Total kawasan yang akan dilepas untuk pembangunan pabrik mencapai 130 hektar, sedangkan 5.000 hektar lainnya akan digunakan untuk budidaya tanaman dengan sistem kerja sama.
Dukungan dari Perhutani Bojonegoro
Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KKPH) Bojonegoro, Slamet Juwanto, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah untuk mendukung pembangunan tersebut.
“Perhutani Bojonegoro telah melakukan pemeriksaan lapangan dalam rangka penyusunan pertimbangan teknis,” jelas Slamet.
Humas KPH Perhutani Bojonegoro, Sunyoto, menambahkan bahwa pelepasan kawasan untuk pabrik ini telah melalui berbagai tahapan teknis. “Pelepasan kawasan untuk pabrik seluas 130 hektar, sedangkan untuk luas budidaya tanaman 5.000 hektar dengan sistem kerja sama,” katanya.
Upaya Kurangi Ketergantungan Impor
Pembangunan pabrik ini menjadi langkah strategis dalam upaya mengurangi ketergantungan impor metanol yang selama ini mendominasi kebutuhan dalam negeri. Dengan adanya fasilitas ini, pemerintah berharap mampu meningkatkan efisiensi produksi biodiesel di Indonesia, sekaligus memperkuat sektor industri di Bojonegoro.
Pabrik etanol dan metanol ini menjadi tonggak penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja baru, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal di Kabupaten Bojonegoro.