UMKMJATIM.COM – Harga aneka cabai di Pasar Induk Pare mengalami penurunan berdasarkan laporan dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri pada Sabtu, 8 Maret 2025.
Penurunan ini dipengaruhi oleh meningkatnya pasokan cabai di pasaran, sementara distribusi ke luar Jawa hanya mencakup wilayah Bali dan Mataram.
Harga berbagai jenis cabai rawit merah mengalami penyesuaian.
Cabai Rawit Merah (CRM) varietas Ori 212 yang sebelumnya dihargai Rp72.000 per kilogram mengalami penurunan sebesar Rp2.000, sehingga menjadi Rp70.000 per kilogram.
Kondisi serupa juga terjadi pada varietas Brengos 99 yang turun Rp2.000 menjadi Rp70.000 per kilogram.
Sementara itu, varietas Asmoro 043 mengalami penurunan lebih besar, yaitu Rp3.000, sehingga kini dihargai Rp65.000 per kilogram.
Cabai lokal asal Kediri pun mengalami perubahan harga, dengan penurunan sebesar Rp3.000 per kilogram.
Sebelumnya berada di harga Rp70.000, kini cabai ini dijual dengan harga Rp67.000 per kilogram.
Di sisi lain, cabai Bhaskara tetap bertahan pada harga Rp60.000 per kilogram tanpa mengalami perubahan.
Selain cabai rawit merah, harga cabai merah besar juga mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Varietas Gada MK yang sebelumnya dijual dengan harga Rp30.000 per kilogram mengalami penurunan sebesar Rp5.000, sehingga kini berada di harga Rp25.000 per kilogram.
Varietas Imola pun mengalami tren serupa, turun dari Rp28.000 menjadi Rp23.000 per kilogram.
Penurunan harga juga terjadi pada cabai merah keriting. Varietas Boos Tavi yang sebelumnya dihargai Rp23.000 per kilogram kini turun Rp2.000 menjadi Rp21.000 per kilogram.
Sedangkan varietas Sibad mengalami penurunan dari Rp21.000 menjadi Rp19.000 per kilogram.
Laporan distribusi cabai menunjukkan bahwa pengiriman ke wilayah Jabodetabek masih berlangsung dengan volume yang cukup besar.
Pengiriman cabai merah besar ke wilayah tersebut tercatat sebanyak 3 ton, sementara cabai merah keriting mencapai 2 ton, dan cabai rawit merah sebanyak 7 ton.
Sementara itu, serapan industri untuk cabai merah besar tercatat sebesar 6 ton, cabai merah keriting 1 ton, dan cabai rawit merah mencapai 10 ton.
Namun, tidak ada pengiriman cabai ke wilayah Kalimantan dalam periode ini.
Dari segi pasokan, cabai rawit merah yang masuk ke pasar sebagian besar berasal dari Kediri dan Blitar dengan total volume 31 ton.
Sementara itu, pasokan cabai merah besar berasal dari beberapa daerah, seperti Kediri, Jombang, dan Tuban dengan total 12 ton.
Untuk cabai merah keriting, pasokan datang dari Kediri, Nganjuk, dan Blitar dengan jumlah mencapai 5 ton.
Ketua Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, Suyono, menyebutkan bahwa penurunan harga cabai ini disebabkan oleh meningkatnya pasokan di pasar.
Selain itu, distribusi cabai ke luar Pulau Jawa terbatas hanya ke wilayah Bali dan Mataram, sehingga berpengaruh terhadap harga yang ditawarkan di pasar lokal.
Dengan kondisi pasokan yang cukup besar, tren harga cabai diperkirakan masih akan mengalami fluktuasi dalam beberapa waktu ke depan.
Para petani dan pedagang diharapkan dapat mengantisipasi perubahan harga ini agar tetap mendapatkan keuntungan yang optimal.***