UMKMJATIM.COM – Harga cabai rawit mengalami penurunan di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, seiring dengan berkurangnya serapan dari industri yang tengah libur.
Berdasarkan laporan dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri yang dirilis pada Kamis (27/3/2025), harga aneka cabai,
khususnya cabai rawit merah (CRM), mengalami penyesuaian akibat peningkatan pasokan dan berkurangnya permintaan dari luar Jawa.
Penurunan harga cabai rawit merah terjadi pada berbagai varietas.
CRM varietas Ori 212 dan Brengos 99 yang sebelumnya dibanderol Rp83.000 per kilogram mengalami penurunan sebesar Rp6.000, sehingga menjadi Rp77.000 per kilogram.
Sementara itu, varietas Asmoro 043 yang sebelumnya dijual dengan harga Rp77.000 per kilogram turun Rp5.000 menjadi Rp72.000.
Cabai rawit merah lokal Kediri juga mengalami penyesuaian harga dari Rp76.000 menjadi Rp72.000 per kilogram, turun sebesar Rp4.000.
Sedangkan untuk cabai Prentol/Tumi 99, harga yang sebelumnya Rp68.000 per kilogram kini menjadi Rp63.000 setelah mengalami penurunan sebesar Rp6.000.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa turunnya harga CRM disebabkan oleh beberapa faktor,
termasuk meningkatnya pasokan cabai di pasar serta liburnya sektor industri yang biasanya menyerap cabai dalam jumlah besar.
Selain itu, pengiriman cabai ke luar Pulau Jawa juga sudah mencapai batas terakhir untuk hari itu, yang turut mempengaruhi penurunan harga.
Berbeda dengan cabai rawit merah, harga cabai merah besar (CMB) justru mengalami kenaikan.
Varietas Gada MK yang sebelumnya dijual dengan harga Rp40.000 per kilogram naik sebesar Rp5.000 menjadi Rp45.000 per kilogram.
Hal serupa juga terjadi pada varietas Imola, yang mengalami kenaikan dari Rp38.000 menjadi Rp43.000 per kilogram.
Sementara itu, harga cabai merah keriting (CMK) terpantau stabil.
Varietas Boos Tavi masih bertahan pada harga Rp40.000 per kilogram, sedangkan varietas Sibad tetap dijual dengan harga Rp38.000 per kilogram.
Dari segi distribusi, pengiriman cabai ke wilayah Jabodetabek tercatat mencapai 3 ton untuk cabai merah besar dan 7 ton untuk cabai rawit.
Sementara itu, pasokan cabai rawit ke Kalimantan sebanyak 3 ton, seiring dengan menurunnya permintaan dari sektor industri yang tengah libur.
Adapun pasokan cabai yang masuk ke pasar berasal dari berbagai daerah. Cabai rawit merah banyak didatangkan dari wilayah Kediri dan Blitar dengan jumlah mencapai 31 ton.
Pasokan cabai merah besar yang berasal dari Kediri, Jombang, dan Tuban tercatat sebanyak 10 ton, sedangkan cabai merah keriting yang masuk ke pasar berasal dari Kediri dan Blitar dengan total pasokan mencapai 1 ton.
Fenomena penurunan harga cabai rawit ini menunjukkan bahwa dinamika pasar sangat dipengaruhi oleh faktor pasokan dan permintaan.
Dengan meningkatnya stok cabai di pasaran serta berkurangnya serapan dari industri dan luar Jawa, harga mengalami koreksi yang cukup signifikan.
Para petani dan pedagang diharapkan dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka agar tetap mendapatkan keuntungan di tengah fluktuasi harga yang terjadi.***