UMKMJATIM.COM – Penjualan eceran di Kota Malang pada Februari 2025 diperkirakan masih mengalami tekanan, meskipun sedikit lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya.
Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Malang, penjualan eceran bulan ini mengalami kontraksi sebesar -4,09% (mtm).
Angka ini menunjukkan adanya perbaikan jika dibandingkan dengan kontraksi pada Januari 2025 yang mencapai -6,99% (mtm).
Beberapa kelompok komoditas utama masih mencatatkan penurunan omzet secara bulanan, dengan tiga sektor mengalami kontraksi terdalam.
Sektor yang paling terdampak adalah suku cadang dan aksesori, yang mengalami penurunan sebesar -9,05% (mtm).
Kemudian, kelompok peralatan dan komunikasi di toko juga mengalami pelemahan dengan kontraksi -7,25% (mtm), serta sektor kendaraan yang turun -6,04% (mtm).
Penurunan terbesar terjadi pada sektor suku cadang dan aksesori, terutama di subsektor suku cadang dan aksesori mobil yang mengalami penurunan -9,94% (mtm).
Faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah berakhirnya program promo serta diskon untuk pembelian suku cadang dan layanan servis yang sebelumnya ditawarkan oleh beberapa merek kendaraan.
Sementara itu, kelompok peralatan dan komunikasi di toko juga mengalami kontraksi sebesar -7,25% (mtm), berbanding terbalik dengan pertumbuhan yang sempat tercatat pada bulan sebelumnya sebesar 0,96% (mtm).
Sub-sektor perlengkapan telekomunikasi menjadi penyumbang utama dalam pelemahan ini dengan penurunan -7,90% (mtm).
Berdasarkan keterangan dari responden SPE, minat konsumen terhadap ponsel kelas premium cenderung mengalami penurunan, sedangkan permintaan terhadap ponsel kelas menengah justru meningkat.
Di sisi lain, sektor kendaraan juga masih menunjukkan tren kontraksi, meskipun sedikit membaik dibandingkan bulan sebelumnya.
Penjualan kendaraan pada Februari 2025 mengalami kontraksi sebesar -6,04% (mtm), sedikit lebih baik dibandingkan dengan penurunan pada Januari yang mencapai -6,54% (mtm).
Dalam kelompok ini, subkelompok mobil mencatatkan kontraksi terbesar dengan penurunan sebesar -6,48% (mtm).
Penurunan tersebut disebabkan oleh berakhirnya berbagai program promo serta diskon yang sebelumnya diberikan oleh dealer untuk menarik minat konsumen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina, menyampaikan bahwa tekanan terhadap penjualan eceran masih terjadi, meskipun ada indikasi perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Menurutnya, beberapa kelompok komoditas utama masih mengalami kontraksi, tetapi tekanan tersebut mulai mereda jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Selain itu, Febrina juga menegaskan bahwa Bank Indonesia akan terus menjalin koordinasi dengan pemerintah daerah guna menjaga stabilitas ekonomi serta daya beli masyarakat.
Bank Indonesia, kata Febrina, berkomitmen untuk memperkuat sinergi dengan berbagai pihak guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di wilayah Malang.
Meskipun tekanan terhadap sektor ritel masih terasa, perbaikan kecil yang terjadi memberikan harapan bahwa kondisi penjualan eceran bisa membaik dalam beberapa bulan mendatang.
Faktor-faktor seperti kebijakan promo dari pelaku usaha serta dinamika permintaan konsumen akan sangat mempengaruhi perkembangan sektor ini di masa yang akan datang.
Dengan adanya kerja sama antara Bank Indonesia dan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan kondisi ekonomi Kota Malang dapat terus berkembang ke arah yang lebih positif.***