UMKMJATIM.COM – Upaya mengurangi limbah di lingkungan masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan mengubah barang bekas menjadi produk bernilai guna.
Di Kota Malang, hal tersebut diwujudkan oleh Kuswandari, seorang ibu rumah tangga yang berhasil menyulap bahan-bahan bekas menjadi kerajinan tangan menarik melalui usahanya yang diberi nama Mima Kraft.
Usaha ini berfokus pada pemanfaatan barang bekas seperti koran, plastik, dan benang rajut untuk dijadikan berbagai produk kerajinan.
Produk yang dihasilkan mencakup tatakan gelas, alas piring, hingga hiasan rumah yang dibuat dengan teknik pelintiran dan anyaman.
Bahan-bahan yang digunakan pun dipastikan bebas dari zat kimia berbahaya, sehingga aman untuk penggunaan sehari-hari, terutama dalam lingkup dapur dan makan.
Kisah berdirinya Mima Kraft berawal dari keikutsertaan Kuswandari dalam sebuah pelatihan keterampilan berbasis daur ulang yang diadakan di lingkungan RW tempat tinggalnya.
Dari pelatihan sederhana tersebut, ia mulai menyadari bahwa koran bekas ternyata memiliki potensi besar untuk diolah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi.
Meski awalnya hanya membuat produk sederhana dan kecil agar mudah diselesaikan dalam waktu singkat,
semangatnya untuk bereksperimen terus berkembang hingga ia mampu menciptakan berbagai bentuk yang lebih kompleks dan menarik.
Ia menjelaskan bahwa teknik pelintiran koran merupakan keunikan utama dari kerajinan buatannya.
Teknik tersebut memberikan hasil akhir yang kuat, rapi, dan estetis. Selain itu, untuk produk rajutannya,
ia memilih menggunakan jarum tapestri daripada hakpen, sehingga hasil akhirnya tampak lebih padat dan tahan lama — menjadi ciri khas tersendiri dari produk Mima Kraft.
Proses produksi dimulai dengan memilih koran yang masih layak pakai, lalu melintingnya dengan teknik tertentu.
Setiap gulungan kemudian dianyam, direkatkan menggunakan lem, dijemur hingga kering, dan dilapisi dengan cat semprot atau pilox agar lebih awet dan tahan air.
Dalam menjalankan usahanya, Kuswandari mengakui bahwa menjaga kerapian hasil kerajinan serta kebersihan bahan menjadi tantangan utama.
Selain itu, menemukan pasar yang sesuai untuk produk handmade juga menjadi pekerjaan tersendiri karena tidak semua konsumen menyadari nilai dari kerajinan berbasis daur ulang.
Namun demikian, Kuswandari tidak menyerah. Ia berharap agar ke depan, keterampilan ini bisa diajarkan kepada lebih banyak orang, khususnya ibu-ibu rumah tangga yang ingin mendapatkan tambahan penghasilan dari rumah.
Menurutnya, mengubah sampah menjadi sumber rezeki adalah langkah nyata yang bisa membantu perekonomian keluarga sekaligus menjaga lingkungan tetap bersih dan lestari.
Mima Kraft kini tidak hanya menjadi simbol kreativitas warga Malang, tetapi juga menjadi inspirasi tentang bagaimana keterampilan sederhana bisa tumbuh menjadi peluang usaha yang berdampak besar bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.***