UMKMJATIM.COM – Pasar tradisional dinilai sebagai pusat penting ekonomi kerakyatan yang perlu ditingkatkan kualitasnya.
Bambang Haryo Soekartono, anggota Komisi VII DPR RI, mendorong Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk segera merevitalisasi Pasar Wadungasri agar mampu memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
Upaya ini diharapkan menjadikan pasar tersebut sebagai pasar tradisional percontohan, sekelas dengan Pasar Sukodono yang telah lebih dulu mendapatkan sertifikasi SNI.
Dalam kunjungannya ke Pasar Wadungasri pada Kamis (19/6/2025), Bambang menyampaikan bahwa revitalisasi tidak hanya penting dari sisi fisik, tetapi juga dari sisi kenyamanan dan pelayanan kepada masyarakat.
Menurutnya, pasar tradisional seperti Wadungasri memiliki peran vital dalam menopang perekonomian rakyat,
karena menjadi tempat bertransaksi bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta menjadi pilihan belanja bagi berbagai lapisan masyarakat.
Politikus tersebut melihat bahwa kondisi Pasar Wadungasri secara umum sudah mengalami peningkatan, terutama setelah adanya perbaikan dari Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
Namun, ia menilai masih ada sejumlah aspek yang perlu dibenahi agar pasar ini bisa bersaing dengan pusat perbelanjaan modern dan menjadi lebih layak dikunjungi.
Beberapa catatan penting yang disampaikannya meliputi kebutuhan akan pencahayaan yang memadai,
pengecatan ulang bangunan agar tidak terlihat kusam, serta peningkatan kualitas fasilitas sanitasi, terutama toilet.
Ia menyebut bahwa kebersihan menjadi faktor penting untuk menciptakan pasar yang sehat, nyaman, dan menarik bagi pengunjung.
Tak hanya itu, Bambang juga menyoroti potensi lantai dua Pasar Wadungasri yang menurutnya belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia mengusulkan agar area tersebut dijadikan ruang multifungsi, misalnya sebagai kantor pengelola pasar, klinik kesehatan bagi pedagang dan pengunjung, serta tempat khusus untuk layanan tera timbangan.
Fasilitas tambahan ini dinilai akan menunjang pelayanan pasar secara keseluruhan dan menambah kepercayaan masyarakat terhadap sistem jual beli di pasar tradisional.
Lebih lanjut, Bambang menekankan bahwa pasar tradisional di Sidoarjo memiliki potensi besar untuk tumbuh sebagai destinasi belanja unggulan.
Menurutnya, dengan penataan yang tepat dan dukungan pemerintah daerah, pasar-pasar tersebut dapat menjadi tempat belanja yang tidak kalah nyaman dari pusat perbelanjaan modern,
sekaligus tetap mempertahankan nilai-nilai ekonomi kerakyatan.
Revitalisasi pasar tradisional yang mengarah pada pemenuhan standar SNI, imbuhnya, bukan hanya soal tampilan fisik, tetapi juga menyangkut tata kelola,
pelayanan, dan fungsi sosial ekonomi yang dibawanya. Ia berharap pemerintah daerah tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur besar, tetapi juga memberi perhatian lebih pada pengembangan pasar rakyat.
Melalui perbaikan yang menyeluruh, baik dari sisi fisik maupun manajerial, Bambang optimistis pasar tradisional di Sidoarjo, termasuk Pasar Wadungasri,
dapat bersaing dan menjadi pasar modern berbasis kerakyatan yang menginspirasi daerah lain.***