UMKMJATIM.COM – Kabupaten Pacitan kembali menggelar Festival Nelayan 2025 sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya maritim sekaligus mempererat silaturahmi antara masyarakat dan para pemangku kepentingan.
Kegiatan yang digelar pada Kamis, 26 Juni 2025, di Pelabuhan Tamperan, Kelurahan Sidoarjo, ini disambut antusias oleh warga dan turut dihadiri oleh sejumlah stakeholder penting.
Festival yang biasa diselenggarakan setiap tahun ini dibuka sejak pukul 09.00 WIB.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pembacaan selawat dan pengajian bersama, yang diikuti oleh ratusan masyarakat nelayan.
Kegiatan ini menjadi simbol rasa syukur atas hasil laut dan keselamatan dalam bekerja.
Lalu acara dilanjutkan dengan sambutan dari pemerintah daerah yang diwakili oleh Wakil Bupati Pacitan, Gagarin Sumrambah.
Dalam pidatonya, ia menyampaikan pentingnya menjaga kearifan lokal sekaligus menjadikan tradisi nelayan sebagai daya tarik wisata dan sarana pelestarian budaya daerah.
Setelah sambutan, masyarakat bersama para tamu undangan mengikuti kembul bujono, yaitu tradisi makan bersama di tempat terbuka.
Ritual ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang kuat di tengah masyarakat pesisir.
Puncak acara ditandai dengan larung sesaji ke laut. Sesaji yang dilarung berupa nasi tumpeng, buah-buahan, sayuran, serta umbi-umbian, yang masing-masing memiliki makna simbolik.
Larung ini dipercaya sebagai bentuk persembahan kepada alam dan ungkapan terima kasih kepada Tuhan atas berkah hasil laut yang melimpah.
Ketua DPRD Kabupaten Pacitan, Arif Setia Budi, menuturkan bahwa pelaksanaan Festival Nelayan tahun ini berlangsung sangat meriah dan penuh semangat.
Ia berharap kegiatan ini dapat terus mendorong kunjungan wisata ke Pacitan, baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Arif juga menyampaikan harapan agar hubungan antara pemerintah dan masyarakat nelayan semakin solid.
Menurutnya, festival ini menjadi jembatan komunikasi yang efektif untuk menyerap aspirasi serta menguatkan kolaborasi dalam pengembangan sektor kelautan.
Sebagai penutup, pengunjung disuguhi dengan pagelaran Reog Ponorogo, kesenian khas Jawa Timur yang kerap ditampilkan dalam acara budaya besar.
Penampilan Reog ini berhasil memikat perhatian para pengunjung dan menambah semarak suasana.
Tak berhenti di situ, acara dilanjutkan dengan panggung hiburan musik dangdut yang berlangsung hingga sore hari.
Suasana riang gembira terpancar dari wajah masyarakat yang ikut bernyanyi dan menari bersama di pelataran pelabuhan.
Festival Nelayan Pacitan 2025 ini tak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, namun juga telah berkembang menjadi magnet wisata yang potensial bagi sektor ekonomi lokal.
Pemerintah daerah optimistis kegiatan serupa akan semakin meningkatkan daya tarik Pacitan sebagai destinasi unggulan di pesisir selatan Jawa Timur.***