UMKMJATIM.COM – Meskipun daya beli masyarakat mengalami penurunan, harga cabai di wilayah Kediri justru menunjukkan kestabilan yang cukup mencolok.
Berdasarkan laporan harga terbaru dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri yang dirilis pada Kamis (5/6/2025),
harga sejumlah varietas cabai masih bertahan pada kisaran yang relatif stabil di Pasar Induk Pare, salah satu pusat distribusi cabai utama di daerah tersebut.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, mengungkapkan bahwa stabilnya harga cabai rawit merah terjadi meskipun permintaan pasar sedang lesu dan pasokan cenderung menurun.
Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi pasar belum mempengaruhi harga secara signifikan, terutama untuk jenis-jenis cabai rawit merah.
Untuk harga cabai rawit merah varietas Ori 212 dan Brengos 99 masih berada pada harga Rp23.000 per kilogram.
Sementara itu, varietas Asmoro 043 dijual seharga Rp21.000 per kilogram, dan Kamelia dihargai Rp19.000 per kilogram.
Untuk varietas cabai lokal Kediri serta varietas Prentol atau Tumi 99, harga per kilogram saat ini berada pada kisaran harga Rp18.000.
Sementara harga cabai merah besar (CMB) mengalami sedikit penurunan. Varietas Gada MK yang sebelumnya berada di harga Rp26.000 per kilogram kini turun Rp3.000 menjadi Rp23.000.
Varietas Imola juga mengalami penurunan harga sebesar Rp4.000, dari Rp25.000 menjadi Rp21.000 per kilogram.
Penurunan harga yang lebih signifikan terjadi pada cabai merah keriting (CMK). Varietas Boos Tavi kini dijual dengan harga Rp17.000 per kilogram, turun dari harga sebelumnya Rp25.000.
Sedangkan varietas Sibad mengalami penurunan yang sama besar, dari Rp23.000 menjadi Rp15.000 per kilogram.
Di sisi distribusi, pengiriman cabai ke wilayah Jabodetabek terus berjalan. Tercatat pengiriman sebanyak 3 ton cabai besar, 0,8 ton cabai keriting, dan 5 ton cabai rawit ke wilayah tersebut.
Sementara itu, pengiriman ke Kalimantan juga berlangsung, khusus untuk cabai rawit sebanyak 3 ton.
Namun, serapan dari industri dilaporkan sedang libur, yang juga ikut mempengaruhi permintaan pasar.
Sementara untuk ketersediaan pasokan, cabai rawit merah yang berasal dari Kediri dan Malang tercatat sebanyak 22 ton.
Cabai merah besar dari kedua wilayah tersebut mencapai 8 ton, sedangkan pasokan cabai merah keriting dari wilayah Kediri mencapai 1,5 ton.
Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa walaupun pasar sedang dalam tekanan akibat penurunan daya beli, struktur harga cabai di Kediri masih relatif terjaga.
Stabilitas harga ini dinilai penting untuk menjaga pendapatan petani dan keberlangsungan rantai pasok komoditas hortikultura di daerah.***