UMKMJATIM.COM – Setiap tanggal 17 Juni, Indonesia memperingati Hari Dermaga Nasional sebagai bentuk penghargaan terhadap peran vital dermaga dalam pembangunan nasional.
Lebih dari sekadar tempat bersandar kapal, dermaga memainkan fungsi penting sebagai simpul logistik, jalur distribusi hasil perikanan, serta pintu gerbang pariwisata bahari di berbagai wilayah kepulauan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyampaikan bahwa dermaga merupakan infrastruktur krusial bagi aktivitas sektor kelautan, khususnya perikanan tangkap dan budidaya.
Dermaga menjadi titik awal nelayan melaut sekaligus tempat mereka kembali membawa hasil tangkapan.
Oleh karena itu, pembangunan dan peremajaan dermaga terus digencarkan untuk memperkuat ketahanan pangan laut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Pentingnya dermaga juga ditegaskan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Kementerian Perhubungan.
Dalam pernyataan resminya, Ditjen Hubla menyebut bahwa dermaga adalah simpul utama konektivitas antarwilayah yang sangat dibutuhkan negara kepulauan seperti Indonesia.
Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan ribuan pulau tersebar dari Sabang hingga Merauke, dermaga menjadi kunci kelancaran distribusi logistik dan mobilitas penduduk melalui jalur laut.
Sektor pariwisata pun turut menikmati dampak positif dari keberadaan dermaga yang representatif.
Wilayah seperti Wakatobi, Labuan Bajo, hingga Raja Ampat mengalami lonjakan kunjungan wisatawan mancanegara setelah akses dermaganya diperbaiki.
Hal ini membuktikan bahwa dermaga mampu menjadi akselerator ekonomi lokal, mempermudah transportasi laut, sekaligus mendorong pertumbuhan sektor usaha mikro di daerah pesisir.
Dalam dinamika pemerintahan terbaru, koordinasi pembangunan kemaritiman yang sebelumnya di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) kini dialihkan ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Kemenko Perekonomian menekankan pentingnya pembangunan dermaga yang efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan sebagai bagian dari penguatan ekonomi biru.
Pemerintah juga mendorong pemanfaatan teknologi hijau dan prinsip keberlanjutan dalam pembangunan dermaga.
Proses perencanaan kini didesain lebih partisipatif, melibatkan masyarakat lokal agar pembangunan dermaga memberi manfaat nyata bagi komunitas pesisir dan tidak merusak ekosistem laut di sekitarnya.
Hari Dermaga Nasional menjadi momen reflektif untuk menyadarkan kembali betapa pentingnya dermaga dalam kehidupan bangsa maritim seperti Indonesia.
Dermaga bukan hanya bangunan beton di tepi laut, melainkan simbol integrasi, kemajuan ekonomi berbasis laut, dan jembatan penghubung antarwilayah yang memperkuat kedaulatan maritim Indonesia.
Dengan optimalisasi peran dermaga dalam sektor perikanan, logistik, dan pariwisata, Indonesia semakin meneguhkan posisinya menuju visi besar sebagai poros maritim dunia.***