UMKMJATIM.COM – Mengelola bisnis, terutama di level UMKM, tidak cukup hanya dengan mencatat pemasukan dan pengeluaran.
Untuk mengetahui seberapa sehat bisnis Anda, penting sekali memahami dan menggunakan rasio keuangan.
Rasio ini memberikan gambaran objektif tentang kondisi keuangan usaha, efisiensi operasional, hingga kemampuan membayar kewajiban.
Dengan kata lain, rasio keuangan membantu pemilik usaha mengambil keputusan yang lebih tepat dan strategis.
Berikut adalah lima rasio keuangan dasar yang wajib diketahui oleh pelaku UMKM:
1. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin)
Rumus:
Laba Bersih / Pendapatan x 100%
Rasio ini menunjukkan seberapa besar keuntungan bersih yang didapat dari setiap penjualan.
Semakin tinggi nilainya, semakin efisien bisnis dalam menghasilkan laba.
Misalnya, jika rasio laba bersih Anda 20%, berarti dari setiap Rp100 penjualan, Rp20 adalah keuntungan bersih.
Fungsinya: Mengukur profitabilitas usaha. Cocok digunakan untuk evaluasi harga jual, efisiensi biaya, atau strategi promosi.
2. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rumus:
Aset Lancar / Kewajiban Lancar
Current ratio menunjukkan kemampuan bisnis untuk membayar kewajiban jangka pendek menggunakan aset lancar seperti kas, piutang, atau persediaan.
Rasio idealnya adalah 1 atau lebih.
Fungsinya: Menilai likuiditas bisnis. Jika rasio terlalu rendah, bisa jadi usaha Anda kesulitan membayar utang jangka pendek.
3. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Rumus:
Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan
Rasio ini mengukur seberapa cepat persediaan barang habis terjual dalam periode tertentu.
Semakin tinggi angkanya, semakin efisien bisnis dalam mengelola stok barang.
Fungsinya: Menghindari kelebihan stok atau kekurangan stok. Rasio ini penting bagi UMKM di sektor perdagangan dan makanan.
4. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)
Rumus:
Total Utang / Total Aset x 100%
Rasio ini menunjukkan proporsi aset yang dibiayai oleh utang.
Jika terlalu tinggi, artinya bisnis sangat bergantung pada utang dan bisa berisiko jika terjadi krisis keuangan.
Fungsinya: Menilai tingkat risiko dan struktur modal bisnis. Idealnya, utang tidak mendominasi struktur aset.
5. Rasio Perputaran Piutang (Receivables Turnover)
Rumus:
Pendapatan Kredit / Rata-rata Piutang
Rasio ini berguna untuk melihat seberapa cepat piutang dikumpulkan dari pelanggan. Jika piutang sulit tertagih, bisa berdampak negatif pada arus kas.
Fungsinya: Membantu mengatur kebijakan kredit dan penagihan kepada pelanggan agar bisnis tidak kekurangan likuiditas.
Mengetahui rasio keuangan dasar sangat penting bagi pemilik UMKM.
Bukan hanya untuk memenuhi laporan keuangan, tetapi juga sebagai alat ukur performa bisnis yang lebih objektif dan terukur.
Dengan rutin memantau rasio keuangan, Anda dapat membuat strategi yang lebih cerdas dan menghindari risiko yang tidak perlu.
Jangan ragu untuk menggunakan spreadsheet sederhana atau aplikasi keuangan agar penghitungan rasio ini lebih mudah dilakukan secara berkala.***