UMKMJATIM.COM – Pernahkah Anda memperhatikan bahwa banyak harga produk dipasang di angka seperti Rp19.900, Rp49.900, atau Rp99.000?
Strategi ini bukan sekadar kebetulan, melainkan bagian dari teknik pemasaran yang disebut harga psikologis atau psychological pricing.
Metode ini memanfaatkan cara otak manusia memproses angka untuk membuat harga terlihat lebih terjangkau, padahal perbedaannya hanya sedikit.
Apa Itu Harga Psikologis?
Harga psikologis adalah strategi penentuan harga yang dirancang untuk mempengaruhi persepsi konsumen. Salah satu bentuk paling populer adalah harga berakhir dengan angka 9.
Contohnya, Rp19.900 terlihat jauh lebih murah dibanding Rp20.000, walaupun selisihnya hanya Rp100.
Alasan Harga Rp19.900 Lebih Menarik
– Efek Digit Kiri (Left-Digit Effect)
Otak manusia membaca angka dari kiri ke kanan. Saat melihat Rp19.900, konsumen fokus pada angka “19” sehingga harga terasa berada di kisaran belasan ribu, bukan dua puluh ribu.
– Perasaan Hemat
Perbedaan kecil membuat pembeli merasa mereka mendapatkan harga terbaik, walaupun secara logika selisihnya tidak signifikan.
– Kebiasaan Pasar
Karena banyak toko menggunakan harga psikologis, konsumen sudah terbiasa menganggapnya sebagai tanda “harga promo” atau “harga diskon”.
– Dorongan untuk Membeli Cepat
Harga yang terlihat murah memicu keputusan impulsif. Pelanggan cenderung langsung membeli tanpa berpikir panjang.
Cara Menerapkan Harga Psikologis di Bisnis
– Gunakan angka 9 di akhir harga
Contoh: Rp49.900, Rp79.900, atau Rp99.000.
– Terapkan pada produk tertentu
Strategi ini paling efektif untuk produk populer atau barang yang sering dibeli impulsif, seperti makanan ringan atau aksesoris.
– Padukan dengan diskon
Mengubah harga dari Rp25.000 menjadi Rp19.900 akan terlihat lebih dramatis dan menarik minat pembeli.
– Tetap perhatikan margin keuntungan
Jangan sampai harga psikologis mengorbankan profit bisnis Anda.
Kapan Harga Psikologis Kurang Efektif?
Strategi ini tidak selalu cocok untuk semua jenis produk.
Untuk barang mewah atau premium, harga bulat seperti Rp5.000.000 justru memberi kesan eksklusif dan bernilai tinggi.
Harga psikologis lebih efektif pada segmen pasar yang sensitif terhadap harga dan mengutamakan penawaran terbaik.
Rp19.900 terlihat lebih murah daripada Rp20.000 karena otak manusia memproses angka pertama yang dilihat.
Teknik harga psikologis ini terbukti efektif meningkatkan penjualan, terutama pada produk dengan harga terjangkau.
Namun, penggunaannya harus tetap mempertimbangkan citra brand dan margin keuntungan.
Dengan penerapan yang tepat, harga psikologis bisa menjadi senjata ampuh untuk memikat konsumen dan meningkatkan omzet bisnis Anda.***