UMKMJATIM.COM – Pada tahun 2024 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang tercatat mengalami penurunan signifikan sebesar 1,3 persen.
Kondisi ini terutama dipengaruhi oleh melemahnya sektor pertanian yang selama ini menjadi penopang utama perekonomian di daerah tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Perekonomian Sekretariat Kabupaten Sampang, Kustantinah, menjelaskan bahwa fluktuasi cuaca yang tidak menentu pada tahun lalu telah berdampak langsung terhadap hasil panen.
Penurunan produksi pertanian ini kemudian memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Menurutnya, pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi non-migas di Sampang masih berada di angka 4,53 persen, namun di tahun 2024 turun menjadi hanya 3,23 persen.
Kustantinah menegaskan bahwa penurunan ini tidak bisa dianggap sepele karena memiliki dampak berantai terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
Jika tidak segera diatasi, kondisi tersebut berpotensi memperburuk perekonomian daerah ke depannya.
Ia menilai, sektor pertanian yang selama ini menjadi motor penggerak utama harus mendapat perhatian khusus agar dapat kembali pulih dan menopang pertumbuhan ekonomi.
Bukan hanya persoalan sektor pertanian, Kustantinah juga menyoroti lemahnya daya beli masyarakat yang ikut memperlambat pergerakan ekonomi di Sampang.
Rendahnya kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa menyebabkan perputaran ekonomi menjadi tidak optimal.
Hal ini diperparah dengan rendahnya angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita di wilayah tersebut yang menunjukkan bahwa pendapatan masyarakat masih relatif kecil dibandingkan daerah lain di Jawa Timur.
Ia menambahkan, kedua faktor ini saling berkaitan dan memperburuk kondisi ekonomi daerah.
Melemahnya sektor pertanian berdampak pada berkurangnya pendapatan masyarakat, yang pada akhirnya menekan daya beli.
Ketika daya beli melemah, aktivitas ekonomi pun berjalan lambat, sehingga sulit untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi.
Kustantinah juga menekankan pentingnya upaya bersama antara pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mencari solusi yang dapat memulihkan perekonomian.
Menurutnya, langkah-langkah seperti modernisasi sektor pertanian, peningkatan infrastruktur pendukung, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat perlu segera dilakukan.
Dengan demikian, diharapkan pertumbuhan ekonomi Sampang dapat kembali ke jalur positif.
Meski menghadapi tantangan yang berat, Kustantinah optimistis bahwa perekonomian Sampang masih memiliki potensi besar untuk bangkit.
Potensi sumber daya alam yang melimpah dan semangat masyarakat dinilai sebagai modal penting untuk mendorong pemulihan ekonomi daerah.
“Pemerintah daerah harus mampu mengoptimalkan potensi yang ada dan memberikan perhatian khusus pada sektor-sektor strategis yang bisa menjadi penggerak utama ekonomi,” ujarnya menegaskan dalam kesempatan yang sama.
Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sampang di tahun-tahun mendatang bisa kembali meningkat, sekaligus membawa dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat setempat.***